Senin, 25 Februari 2019

Ilmu Dan Amal menuju Ibadah.



Ilmu Dan Amal menuju Ibadah.


Dalam beribadah tidak bisa sembarang mengamalkan, karena harus sesuai dengan cara-cara yang di Syari'atkan, perlu mengetahui terlebih dahulu perkara-perkara yang menjadikan Sah dan batalnya Ibadah.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

أن الله يحب إذا عمل أحدكم عملاً أن يتقنه ( أخرجه البيهقي(

"Sesungguhnya Allah mencintai tatkala salah seorang diantara kalian melakukan suatu amalan ia menguasainya dengan baik" (HR. Baihaqiy).

disebutkan di dalam Kitab Matan Az Zubad Fi Ilmil Fiqhi Asy Syafi'i Karya Syeikh Ahmad Ibnu Ruslan Asy Syafi’iy, beliau mengatakan:

وكل من بغير علم يعمل أعماله مردودة لا تقبل

"Dan setiap orang yang beramal tanpa ilmu, Amalan-amalannya tertolak tidak diterima".

Disinilah Peranan Ilmu sangat penting bagi berdirinya Ibadah, karena dengan Ilmu itulah Ibadah seseorang akan menjadi sah dan Insya Allah diterima.

Seseorang dikatakan telah wajib mengamalkan Syari'at adalah apabila ia telah Mukallaf.
Dalam Ushul Fiqh Imam Auza'i mendefinisikan Mukallaf dengan kalimat sbb :

المكلفين : الإنسان البالغ العاقل الذي بلغته الدعوة

"Mukallaf adalah orang yang baligh serta berakal dan sampai kepadanya Seruan Dakwah".

Yang artinya bahwa yang dituntut dari seorang Mukallaf adalah adanya pengetahuan terhadap apa yang akan diamalkannya.

Sedangkan Amal dituntut terhadap Ilmu, karena setelah seseorang mengetahui Ilmu tentang suatu Ibadah, maka baginya jadilah seorang Mukallaf yakni orang yang sudah terbebani beban kewajiban-kewajiban Syari'at. Berkenaan dengan Amal maka Allah swt berfirman dalam Surat Al Fatihah :
Allah SWT berfirman:

اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُ 

"Hanya kepada Engkaulah kami beribadah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan".

Dalam ayat ini secara Implisit menunjukan bahwa suatu amal bisa dikatakan menjadi suatu Ibadah adalah dengan pertolongan Allah swt, disinilah kita perlu berusaha dengan kesungguhan serta menyerahkan diri sepenuhnya memohon pertolongan Allah swt agar dalam setiap Amal kita bisa menjadi sebuah Ibadah yang diterima dan diridloi-NYA. Apalagi dengan minimnya Ilmu yang kita miliki.
Kesimpulannya adalah bahwasannya Tahapan seseorang dalam Beribadah adalah dengan mengetahui Ilmunya Terlebih dahulu, barulah ia mengamalkannya yang bisa menjadikan wujud Ibadahnya kepada Allah swt, dan Ibadah tidak bisa berdiri kecuali dengan pertolongan Allah swt, pertolongan atas kebaikan dan kemanfaatan serta keberkahan dari Ibadahnya tersebut.
Allah berfirman.

اللَّهُ يَجْتَبِي إِلَيْهِ مَنْ يَشَاءُ وَيَهْدِي إِلَيْهِ مَنْ يُنِيبُ


“Allah memilih orang yang DIA kehendaki kepada Agama, dan memberi petunjuk kepada (Agama)-NYA bagi orang yang kembali (Kepada-NYA)”. (asy-Syuraa/42 : 13)


*> donnieluthfiyy, Karawang, 26/02/2019

List Video