Selasa, 14 Juni 2022

Keutamaan Dan Khususiyyah Dzikrullah.

 




Keutamaan Dan Khususiyyah Dzikrullah.

 

Oleh : Al Marwiyy

 

Hadits yang diriwayatkan oleh Sahabat Mu’adz Bin Anas ra, dari Rasulullah saw.

“Sesungguhnya seorang laki-laki bertanya kepada Nabi saw, berkatalah laki-laki tersebut kepada Nabi saw: Jihad seperti apakah yang lebih agung pahalanya ?, kemudian Rasulullah saw bersabda : Mereka yang paling banyak berDzikir kepada Allah. Laki-laki itu bertanya Kembali : orang berpuasa seperti apakah yang lebih agung pahalanya ?, Rasulullah saw bersabda : Mereka yang paling banyak berDzikir kepada Allah. Kemudian laki-laki itu bertanya yang sama tentang Shalat, Zakat, Haji dan Shodaqoh, dan Rasulullah saw menjawabnya dengan jawaban yang sama, beliau saw bersabda : Mereka yang paling banyak berDzikir kepada Allah.

 

Diriwayatkan dari Imam At Tirmidzi ra dari Sahabat Abi Sa’id Al Khudzri ra : Ditanyakan kepada Rasulullah saw : Para Hamba seperti apa yang lebih utama derajatnya di sisi Allah swt di hari kiamat ?, kemudian Rasulullah saw bersabda : Mereka para laki-laki dan Perempuan yang banyak berDzikir kepada Allah swt. Selanjutnya Shabat Abu Sa’idz Al Khudzri ra berkata : Wahai Rasulullah, bagaimana dengan orang yang berperang fi sabilillah?, Rasulullah saw bersabda : Andaikan mereka memukulkan pedangnya kepada orang Kuffar dan Musyrikin sampai mereka (Kuffar dan Musyrikin) itu hancur dan berlumuran darah, maka Orang-orang yang banyak berDzikir kepada Allah lebih utama Derajatnya dari mereka yang berperang fi sabilillah seperti itu.

 

Dzikrullah adalah Penopang Sandaran bagi seseorang menuju Allah swt, maka seseorang tidak akan sampai kepada Allah swt dengan tanpa mendawamkan Dzikir kepada Allah swt, dan hal itu adalah bagian dari perintah-NYA, yang diperkuat pula dengan adanya dalil-dalil berikut ini :

1.    Firman Allah swt :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْرًا كَثِيرًا · وَسَبِّحُوهُ بُكْرَةً وَأَصِيلً

 “Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya, Dan bertasbihlah kepada-Nya diwaktu pagi dan petang”.

2.    Hadits Nabi saw, beliau bersabda :

يا ابْنَ آدَمَ، إذا ذَكَرْتَنِي شَكَرْتَنِي، وإذا نَسِيتَنِي كَفَرْتَنِي

“Wahai anak Adam, Jikalau engkau berdzikir kepadaku maka berarti engkau telah bersyukur kepadaku, dan jikalau engkau lalai kepadaku maka berarti engkau telah kufur kepadaku”

3.    Hadits Nabi saw yang bunyinya :

خير الاعمال ذكر الله تعالى

“Sebaik-baiknya Amal adalah Dzikrullahi Ta’ala”

4.    Hadits Nabi saw lagi yang bunyinya :

لِكُلِّ شيْءٍ صِقَالَ وصِقالُ القلوبِ ذكْرُ اللهِ

"Pada tiap-tiap sesuatu ada Pemolesnya (agar tampak bagus), dan Pemoles hati adalah Dzikrullah”

Itulah dalil-dalil pijakan yang mengokohkan agar seorang Hamba senantiasa mendawamkan Dzikir kepada Allah swt.

 

Didalam Hadits yang lain, Ketika Baginda Nabi saw sedang Bersama para sahabatnya, beliau saw bersabda :

إِذَا رأيتم رِيَاض الْجَنَّةِ فَارْتَعُوا قَالُوا وَمَا رِيَاضُ الْجَنَّةِ قَالَ مجلس الذِّكْرِ

“jikalau kalian melihat Taman surga, maka singgahlah dengan senang gembira. Kemudian sahabat bertanya : dimanakah taman surga itu wahai Rasulullah?, Rasulullah saw bersabda : Ia adalah Majlis Dzikir”.

 

Barang siapa yang ingin mengetahui kedudukannya di sisi Allah swt, maka lihatlah bagaimana kedudukan Allah swt di hadapannya. Karena sesungguhnya Allah swt menempatkan kedudukan seorang Hamba dari-NYA, sebagaimana Hamba tersebut menempatkan Kedudukan Allah swt atas dirinya.

 

Imam Abu Ali Ad Daqoq ra berkata : Dzikir adalah Jalannya para Aulia, dan barang siapa menyelaraskan diri dengan Dzikir, maka sungguh ia telah mendatangi jalannya para Aulia, dan barang siapa menolak Dzikir, maka sungguh ia telah terusir (dari Jalan para Aulia).

Bahkan Imam Dzu Nun Al Mishri ra berkata : Siksa para Aulia adalah terputusnya Dzikir darinya.

 

Dzikir lebih utama dari pada Tafakur, sebab Allah swt mensifati dirinya dengan Dzikir dan tidak mensifati dirinya dengan Tafakur, dan sesungguhnya Allah swt menjadikan Kriteria pertemuan dengan-NYA melalui Dzikir kepada-NYA, Allah swt berfirman :

فاذكروني أذكركم

"Dan berdzikirlah kalian kepadaku, Niscaya akupun akan menyebut kalian”

Ayat tersebut menjadi bukti bahwa Dzikir menjadi amaliyah yang khususiyah teruntuk Umat Islam, yang Allah tidak memberikannya kepada Umat-Umat sebelumnya.

 

Rasulullah saw juga bersabda dalam Hadits Qudsyi, Allah swt berfirman :

ولذكر الله أكبر

Makna hadits Qudsyi tersebut bahwasannya Dzikir kepada Allah swt yang diikrarkan dengan kalimat tersebut, ada didalam makna Firman Allah swt yang bunyinya :

أذكروتي أذكركم

“Berdzikirlah kalian kepadaku, maka aku-pun akan menyebut kalian", dan Ketika Allah swt menyebut hamba-NYA hal itu lebih Agung daripada Dzikir hamba kepada-NYA

 

Dan termasuk dari ke-Khususan Dzikir yang lain lagi adalah bahwasannya Dzikir tidak terbatas waktunya, bahkan seorang Hamba di perintahkan untuk senantiasa Berdzikir  dalam setiap waktunya, dengan Lisannya, atau dengan hatinya, baik berbentuk kefardluan maupun berupa kesunahan.

 

Wallahu A’lam.

Karawang, 15/06/2022; 11:05 wib

 

List Video