Jumat, 10 November 2017

Peran Sabar dalam kehidupan seorang Hamba Allah swt.





Diterjemahkan oleh : donnieluthfiyy

Sayyidil Habib Zein Bin Ibrahim Bin Smith berkata di dalam Kitabnya Syarhul Ahadits Jibril :
Sabar adalah membentengi diri dari Tipudaya Hawa Nafsu, Dan memaksanya untuk senantiasa melazimkan menjalankan Syari’at, di katakan didalam sebuah Atsar :
إنكم لا تدركون ما تحبّون إلاّ بصبركم على ما تكرهون.
“ Sesungguhnya kalian semua tidak akan menemukan perkara yang kalian sukai, kecuali dengan kesabaran kalian terhadap perkara yang kalian benci “.
Dan sungguh di dalam Al Qur’an Allah swt telah menyebutkan berkenaan Sabar sebanyak kurang lebih 70 tempat.
Dan diriwayatkan dalam sebuah Hadits :
الصبر نصف الإيمان, وما أعطي أحد عطاء خيرا له وأوسع من الصبر.
“ Sabar adalah setengah dari Iman, dan adakah  seseorang diberikan suatu pemberian yang lebih baik dan lebih luas daripada sabar “.
Dan Sayyidina Ali KrW berkata :
الصبر من الإيمان بمنزلة الرأس من الجسد, ولا إيمان لمن لا صبر له.
“ Sabar berasal dari Iman, dengan kedudukan bagaikan kepala dari Jasad, dan tiadalah Iman bagi seseorang yang tidak memiliki kesabaran “.
Adapun sabar terbagi menjadi 3 bagian :
1.     الصبر على طاعة الله.
“ Sabar terhadap ketaatan kepada Allah swt “, yaitu melaksanakan ketaatan kepada Allah seperti apa yang diperintahkan Allah swt dan dibarengi dengan keikhlasan dan Hudlur (Hadirnya Hati kepada Allah swt).
2.     وصبر عن معصية الله
“ Sabar dari Maksiat kepada Allah “, yaitu dengan menjauhi Maksiat kepada Allah swt, seperti (meninggalkan) perkara yang telah dilarang oleh Allah swt, dengan rasa malu kepada Allah swt dan Takut akan SiksaNya.

Sangat menarik pada pembagian sabar yang kedua ini, karena saya anggap sangat tepat di bahas dalam fenomena yang terjadi saat ini.
Sabar dari Maksiat Kepada Allah maksudnya adalah Meninggalkan perkara yang dilarang oleh Allah swt, dan larangan Allah swt bukan saja hanya sebatas Mencuri, Berjudi, Mabuk, berzina dan dosa-dosa besar lainnya, dalam hal ini termasuk larangan Allah adalah :
  1. Allah tidak menyukai perkataan yang buruk.
لَا يُحِبُّ اللَّهُ الْجَهْرَ بِالسُّوءِ مِنَ الْقَوْلِ إِلَّا مَنْ ظُلِمَ وَكَانَ اللَّهُ سَمِيعًا عَلِيمًا
“ Allah tidak menyukai ucapan buruk (yang diucapkan) dengan terus terang kecuali oleh orang yang dianiaya. Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui “. (QS. Annisa : 148)
Rasulullah saw bersabda :
لَيْسَ الْمُؤْمِنُ بِالطَّعَّانِ وَلاَ اللَّعَّانِ وَلاَ الْفَاحِشِ وَلاَ الْبَذِيءِ
Seorang mukmin itu bukanlah orang yang suka mencela, suka melaknat, suka berkata keji, dan suka berkata kotor.” (HR. at-Tirmidzi no.1977)
  1. Allah melarang berbuat Zalim atau aniaya
وَلا تَرْكَنُوا إِلَى الَّذِينَ ظَلَمُوا فَتَمَسَّكُمُ النَّارُ وَمَا لَكُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ مِنْ أَوْلِيَاءَ ثُمَّ لا تُنْصَرُونَ
“Dan janganlah kamu cenderung kepada orang-orang yang zalim menyebabkan kamu disentuh api neraka, dan sekali-kali kamu tiada mempunyai seorang penolongpun selain daripada Allah, kemudian kamu tidak akan diberi  pertolongan”.  ( QS.huud:113 ).
ذَٰلِكَ وَمَنْ عَاقَبَ بِمِثْلِ مَا عُوقِبَ بِهِۦ ثُمَّ بُغِىَ عَلَيْهِ لَيَنصُرَنَّهُ ٱللَّهُ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَعَفُوٌّ غَفُورٌ
Demikianlah, dan barangsiapa membalas seimbang dengan penganiayaan yang pernah ia derita kemudian ia dianiaya (lagi), pasti Allah akan menolongnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun. (Al-Hajj 22:60)
ð  Sehingga Jika kita mau bersabar dengan perbuatan-perbuatan tersebut maka Allah swt yang akan menolong kita, karena sesungguhnya pembelaan dan pembalasan kita tiadalah akan berarti jika tanpa pertolongan Allah swt.

3.     وصبر على المصيبة
“ Sabar Terhadap Musibah “, yaitu dengan meninggalkan keluh kesah dan mengadu kepada Makhluk sehingga Ia menolak musibah dengan kebagusan kemauannya yang teguh.
Dan diriwayatkan dari Sayyidina Abbas ra, sesungguhnya sabar di dalam Al Qur’an terdapat 3 derajat :
1.     الصبر على أداء الفرائض
“ Sabar terhadap menjalankan kefardluan “, baginya 300 Derajat.
2.     وصبر عن المحارم
“ Sabar dari perkara yang diharamkan “, baginya 600 Derajat.
3.     وصبر على المصاءب عند الصدمة الأُولى
“ Sabar terhadap Musibah yang menggoncang jiwanya lebih utama “, Baginya 900 Derajat,
Kemudian Allah berfirman :
وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ  الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ  أُولَئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِنْ رَبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُونَ
“ Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun". mereka Itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka Itulah orang-orang yang mendapat petunjuk “. (Al Baqarah : 155 – 157).

Wallahu A’lam... semoga bermanfaat...


Kamis, 09 November 2017

Khilafah menurut Allah dan RasulNy.




Apa itu Khilafah ????

Khilafah versi buatan Isis dan HTI yang dijadikan Alat politik untuk meraih kekuasaan dunia.???
atau Khilafah secara Hakikinya menurut Allah swt dan RasulNya ??...
Mari kita simak...

Oleh : donnieluthfiyy

Jika kita perhatikan pengertian Khilafah....
لغة: من خلف فلان فلانا إذا كان خليفته وجاء من بعده ، وهى مصدر تخلف فلان فلانا إذا تأخر عنه ، والخلافة النيابة عن الغير.
“ Khilafah secara Bahasa : orang yang mengganti Fulan-A dengan Fulan-B ketika adanya si fulan-B sebagai penggantinya (Fulan-A) dan datang si Fulan-B setelahnya (Si Fulan-A). (Atau) Khilafah adalah Kalimat Masdar, Fulan-A tertinggal dibelakang Fulan-B ketika terlambat dari Fulan-A, Dan adapun Khilafah yaitu pengganti dari yang lainnya “.

Rasulullah saw adalah Khalifah Umat, seorang utusan Allah swt, wakil Allah swt dalam menyampaikan risalahnya kepada para Hamba Allah swt. Ketika Rasulullah saw wafat ia tidak menunjuk penggantinya, karena seorang Khalifah Umat ini di pilih oleh Allah swt secara langsung, yang di kuatkan melalui dalil-dalil para Khalifah sebelumnya, dan penyematan Khalifah itu sendiri langsung dari Allah swt dan para Nabi sebelumnya, seperti Para Nabi yang mengabarkan akan kelahiran Khalifah dan Nabi terakhir Sayyiduna Muhammad saw. Dan bahwasannya para Khalifah atau Para Nabi tidak membutuhkan sebuah kedaulatan ketika menjadi Khalifah, karena kedaulatannya di kokohkan dengan perannya sebagai Wakil Tuhan, serta karena makna Khalifah itu sendiri adalah seorang Pengganti/ Wakil Tuhan di Muka Bumi sebagai pemimpin Umat dan ia tidak terikat dengan suatu kedaulatan ataupun kekuasaan.

Seperti juga para Nabi sebelum Baginda Nabi Muhammad saw yang mengabarkan akan datangnya Khalifah sekaligus Nabi terakhir yaitu Baginda Nabi Muhammad saw, begitupun Rasulullah saw telah mengabarkan akan datangnya Khalifah terakhir di akhir zaman sebagai Khalifah atau wakil tuhan di muka bumi dan membimbing manusia keharibaan Allah swt, beliau adalah Imam Mahdi, dan Rasulullah saw telah mengabarkan ciri-ciri dan tanda-tanda kedatangannya dengan hadits-hadits berikut ini...
Hadits pertama....
رواه أحمد والترمذي وأبو داود أن النبي صلى الله عليه وسلم قال: لا تذهب -أو لا تنقضي- الدنيا حتى يملك العرب رجل من أهل بيتي، يواطئ اسمه اسمي، واسم أبيه اسم أبي.
“Tidaklah tersisa dari dunia sehingga orang arab memiliki seorang laki-laki dari keturunanku, namanya sama dengan namaku dan nama bapaknya sama dengan bapakku (Muhammad Bin Abdullah)”.
وعن أم سلمة رضي الله عنها، قالت: سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول: المهدي من عترتي من ولد فاطمة. رواه أبو داود وابن ماجه.
“ Imam Mahdi adalah dari keturunanku dari keturunan Fathimah “.
Dan telah jelas dalam hadits tersebut bahwasannya Khalifah terakhir Al Mahdi adalah seorang keturunan dari Sayyidatuna Fathimah (Putri Rasulullah saw) atau yang kita kenal dengan sebutan Para Habaib atau Sayyid, juga memiliki Nama yang sama dengan Rasulullah saw yakni “Muhammad Bin Abdullah”.
Hadits kedua...
وعن أبي سعيد الخدري قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: المهدي مني.. أجلى الجبهة أقنى الأنف يملأ الأرض قسطاً وعدلا، كما ملئت ظلماً وجوراً، يملك سبع سنين. رواه أبو داود والحاكم
“Al-Mahdi itu dari keturunanku, berdahi lebar, berhidung mancung dan bengkok (lancip ujungnya), ia memenuhi bumi dengan keadilan sebagaimana sebelumnya dipenuhi oleh kekejian dan kezaliman. Ia memerintah selama tujuh tahun” (HR. Abu Dawud, dan al-Hakim).
Penjelasan dalam hadits ini menggambarkan bahwasannya Al Mahdi itu adalah seorang yang adil yaitu tidak condong ke sayap kiri maupun sayap kanan, dalam pandangan seorang yang adil manusia dipandang sama tanpa diskriminasi kecuali dalam hal ketakwaannya, Ia yang akan menumpas semua Kezaliman dan kekejian di muka bumi, kezaliman dan kekejian ini sangat identik dengan kekerasan dan radikal, maka Imam Mahdi akan muncul untuk menghentikannya.
Hadits ketiga....
وعن أبي سعيد رضي الله عنه، أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: يخرج في آخر أمتي المهدي، يسقيه الله الغيث، وتخرج الأرض نباتها، ويعطي المال صحاحاً، وتخرج الماشية وتعظم الأمة، يعيش سبعاً أوثمانيا، -يعني حججاً-. رواه الحاكم وصححه ووافقه الذهبي
“ Akan keluar di akhir zaman umatku (ia adalah) Imam Mahdi, Allah Memberkatinya dengan Hujan, dan bumi mengeluarkan tumbuh-tumbuhan, dan Allah memberikan Rizki Harta yang berkah, Binatang ternak akan keluar bertebaran, dan mengagungkan Umat, Ia Hidup 7 Tahun atau 8 Tahun, ia akan menerangkan dengan hujjah2nya “.
Ketika Imam Mahdi muncul maka bersamaan dengannya akan turun Rahmat, anugerah dan keberkahannya Allah swt, segalanya akan dimudahkan, dan Imam Mahdi hanya akan memimpin selama 7 atau 8 tahun, tidak lebih.

Setelah memahami pemaparan tersebaut, Jadi... Apakah masih mau di Politisasi dan di manfa’atkan oleh sebagian orang yang memiliki ambisi dan kepentingan bagi dirinya ataupun kelompoknya ??? dengan menjadikan Khilafah sebagai propagandanya.. ???


Wallahu A’lam.... semoga bermanfa’at...

List Video