Jumat, 02 Desember 2016

Keadaan Orang Tua Nabi SAW




Meluruskan Pemikiran yang tak lurus.....
baca dari atas sampai bawah ya...

Yuk kita simak hadits yang sering digunakan oleh orang2 yang su’ul adab kepada Baginda Nabi Muhammad SAW, yang memvonis bahwasannya Orang Tua Nabi SAW di neraka, dengan berdasar pada hadits ini, tanpa melihat dalil2 yang lain...
حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا عَفَّانُ حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ عَنْ ثَابِتٍ عَنْ أَنَسٍ أَنَّ رَجُلًا قَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيْنَ أَبِي قَالَ فِي النَّارِ فَلَمَّا قَفَّى دَعَاهُ فَقَالَ إِنَّ أَبِي وَأَبَاكَ فِي النَّارِ
Terjemahan
Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Affan] telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Salamah] dari [Tsabit] dari [Anas] bahwa seorang laki-laki bertanya, "Wahai Rasulullah, di manakah bapakku?" Beliau menjawab, "Dia di dalam neraka." Ketika laki-laki tersebut berlalu pergi, maka beliau memanggilnya seraya berkata: "Sesungguhnya bapakku dan bapakmu di dalam neraka."
Coba perhatikan perawi hadits tersebut yang bernama Hammad Bin Salamah, siapakah dia???
Imam Muslim berkata mengenai Hammad :
وحماد يعدّ عندهم إذا حدّث عن غير ثابت؛ كحديثه عن قتادة، وأيوب، ويونس، وداود بن أبي هند، والجريري، ويحيى بن سعيد، وعمرو بن دينار، وأشباههم فإنه يخطىء في حديثهم كثيراً
“Dan Hammad dipermasalahkan menurut para ulama besar ahli hadits jika meriwayatkannya dari selain Tsabit;
Seperti periwayatannya dari: Qatadah, Ayyub, Yunus, Dawud bin Abu Hindi, Aljariri, Yahya bin Sa’id, Amr bin Dinar dan lainnya.
Karena Hammad melakukan kesalahan yang banyak dalam Hadits periwayatan mereka.” (At-Tamyiz: 218).
Permasalahan: Para ulama ahli hadits sepakat, Bahwa ketika Hammad menginjak usia lanjut, Hafalannya mengalami gangguan.
Bahkan dicurigai anak angkatnya melakukan penyisipan teks pada hadits-hadits Hammad.
● Imam al-Baihaqi berkata:
حماد ساء حفظه في آخر عمره، فالحفاظ لا يحتجون بما يخالف فيه
“Hammad buruk hafalannya di akhir usianya, Maka para ulama hadits tidak menjadikan hujjah dengan hadits Hammad yang terdapat kontradiksi di dalamnya.” (Syarh al-‘Ilal: 2/783)

● Imam Abu Hathim berkata:
حماد ساء حفظه فى آخر عمره
“Hammad buruk hafalannya di usia lanjutnya.” (Al-Jarh wa At-Ta’dil: 9/66).

● Imam Az-Zaila’i berkata:
لما طعن فى السن ساء حفظه. فالاحتياط أن لا يُحتج به فيما يخالف الثقات
“Ketika Hammad berusia lanjut, Hafalannya menjadi buruk, Maka untuk lebih hati-hati hendaknya tidak menjadikannya sebagai hujjah pada hadits-haditsnya yang menyelisihi periwayat-periwayat tsiqah lainnya.” (Nashbu Ar-Rayah : 1/285).
Imam Jalaluddin As-Suyuthi (beliau ulama dengan derajat seorang Hujjah) menerangkan bahwa Hammad Bin Salamah perawi hadits di atas diragukan oleh para ahli hadits dan hanya diriwayatkan oleh Imam Muslim. Padahal banyak riwayat lain yang lebih kuat darinya seperti riwayat Ma’mar dari Anas, al-Baihaqi dari Sa’ad bin Abi Waqosh :
“اِنَّ اَعْرَابِيًّا قَالَ لِرَسُوْلِ الله اَيْنَ اَبِي قَالَ فِي النَّارِ قَالَ فَأَيْنَ اَبُوْكَ قَالَ حَيْثُمَا مَرَرْتَ بِقَبْرِ كَافِرٍ فَبَشِّرْهُ بِالنَّارِ”
Sesungguhnya A’robi berkata kepada Rasulullah SAW “ dimana ayahku ?, Rasulullah SAW menjawab : “ dia di neraka”, si A’robi pun bertanya kembali “ dimana AyahMu ?, Rasulullah pun menawab “ sekiranya kamu melewati kuburan orang kafir, maka berilah kabar gembira dengan neraka “
Riwayat di atas tanpa menyebutkan ayah Nabi di neraka.
Ma’mar dan Baihaqi disepakati oleh ahli hadits lebih kuat (Atsbat) dari Hammad, sehingga riwayat Ma’mar dan Baihaqi harus didahulukan dari riwayat Hammad.
● Dilihat dari segi apa pun, Ma’mar tidak bercacat.
Hal itu lebih dikuatkan lagi dengan sikap Imam Bukhari dan Imam Muslim yang sama-sama mengambil hadits darinya. Dengan demikian, riwayatnya jelas lebih dapat dipercaya.
● Sementara hadits dengan kata-kata yang serupa dengan riwayat Ma’mar muncul melalui jalur sanad yang lain: Al-Bazzar, Thabrani, Baihaqi mengutipnya dari Ibrahim bin Sa’ad dari Al-Zuhri dari Amir bin Sa’ad dari Sa’ad bin Abi Waqqash.
Sanad hadits ini shahih berdasarkan syarat Imam Bukhari dan Muslim.
Komentar yang lebih kuat lagi terhadap hadits Muslim riwayat hammad tersebut yaitu bertentangan dengan Firman Allah SWT yang berbunyi :
وَمَا كُنَّا مُعَذِّبِينَ حَتَّى نَبْعَثَ رَسُولًا
“dan Kami tidak akan meng’azab sebelum Kami mengutus seorang rasul.”
Kedua orang tua Nabi wafat pada masa fatroh (kekosongan dari seorang Nabi/Rosul). Berarti keduanya dinyatakan selamat.
Imam Fakhrurrozi menyatakan bahwa semua orang tua para Nabi muslim. Dengan dasar berikut :
Al-Qur’an surat As-Syu’ara’ : 218-219 :
الَّذِي يَرَاكَ حِينَ تَقُومُ * وَتَقَلُّبَكَ فِي السَّاجِدِينَ
Yang melihat kamu ketika kamu berdiri (untuk sembahyang), dan (melihat pula) perobahan gerak badanmu di antara orang-orang yang sujud.
Sebagian ulama’ mentafsiri ayat di atas bahwa cahaya Nabi berpindah dari orang yang ahli sujud (muslim) ke orang yang ahli sujud lainnya.
Adapun Azar yang secara jelas mati kafir, sebagian ulama’ menyatakan bukanlah bapak Nabi Ibrohim yang sebenarnya tetapi dia adalah bapak asuhNya dan juga pamanNya.
Hadits Nabi SAW :
قال رسول الله, لم ازل انقل من اصلاب الطاهرين الى ارحام الطاهرات
“ aku (Muhammad SAW) selalu berpindah dari sulbi-sulbi laki-laki yang suci menuju rahim-rahim perempuan yang suci pula”
perhatikan Kata Suci pada hadits tersebut, penekanannya disitu....
روى أبو نعيم عن أم سماعة بنت أبي رهم عن أمها قالت : شهدت آمنة بنت وهب في علتها التي ماتت فيها وسيدنا محمد-صلى الله عليه وآله وسلم- غلام يفع له خمس سنين عند رأسها فنظرت إلى وجهه ثم قالت :
بارك فيك الله من غلام ... يا ابن الذي من حومة الحمام
نجا بعون الملك المنعام ... فودي غداة الضرب بالسهام
بمائة من إبل سوام ... إن صح ما أبصرت في منامي
فأنت مبعوث إلى الأنام ... من عند ذي الجلال والإكرام
تبعث في الحل وفي الحرام ... تبعث بالتحقيق والإسلام
دين أبيك البر إبراهام ... تبعث بالتخفيف والإسلام
أن لا تواليها مع الأقوام ... فالله أنهاك عن الأصنام
“ Telah meriwayatkan Abu Naim dari Ummu Sama’ah binti Abi Ruhmi dari Ibunya, ia berkata : Aku menyaksikan Sayyidatina Aminah binti Wahab dalam sakitnya menjelang wafatnya, dan Sayyidina Muhammad SAW adalah seorang anak kecil yang sedang tumbuh besar berumur 5 Tahun berada di dekat kepala Ibunya saat menjelang Wafatnya, maka ibunya (Sayyidatina Aminah) menatap wajahnya Nabi SAW kemudian berkata :
Semoga Allah memberkahimu wahai anakku, Wahai anak yang terselamatkan dari panah kematian yang sangat mengerikan, Yang diselamatkan dengan pertolongan Allah Raja yang maha Dermawan, dengan tebusan 100 ekor unta, Jika yang ku lihat dalam mimpiku adalah benar, maka engkaulah seseorang yang akan diutus bagi seluruh umat manusia, seorang yang memiliki keagungan dan kemuliaan.
==>Dari hadits tersebut seharusnya akal yang suci akan berkata, bagaimana mungkin jika seluruh Alam semesta dan se isinya mendapatkan pengaruh keberkahan atas lahirnya Baginda Nabi SAW, semestinya apalagi kedua orang tuanya yang mengandungnya dan asal mula nutfahnya....
==>Akan kah kau pungkiri bahwasannya dirimu yang berkata tidak pantas kepada orang tua Nabi SAW juga mendapat keberkahan bahkan kemuliaan dengan sebab Baginda Nabi SAW...
==>Semoga Allah menampar mulutmu yang hina itu dengan perkataanmu yang tak pantas kepada orng tua Nabi SAW.
==>Pahamilah bahwasannya kebenaran yang engkau dapat dari hasil penelitian atau analisa atau ijtihadmu adalah belum tentu itu kebenaran yang hakiki, karena kenyataannya kebenaran itu selalu bisa di sanggah dan di bantah dengan argumen dan dalil yang kuat pula.
==>Apakah engkau lebih memilih jalan dengan menyakiti Hati Nabi SAW dari pada jalan kasih sayang dan berlembut kepada Nabi SAW, padahal kebenaran yang engkau pegang pun masih menjadi peperangan dalam fikiranmu.
Madad Ya Rasulullah...
Madad Ya Nabiyallah...
Madad Ya Habiballah...
Wallahu A’lam Bish Showab...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan komentar dengan santun dan bersahaja, tidak boleh caci maki atau hujatan, gunakan argumen yang cerdas dan ilmiah

List Video