Ilmu Dan Amal menuju Ibadah.
Dalam beribadah tidak bisa
sembarang mengamalkan, karena harus sesuai dengan cara-cara yang di
Syari'atkan, perlu mengetahui terlebih dahulu perkara-perkara yang menjadikan
Sah dan batalnya Ibadah.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda :
أن
الله يحب إذا عمل أحدكم عملاً أن يتقنه ( أخرجه البيهقي(
"Sesungguhnya Allah
mencintai tatkala salah seorang diantara kalian melakukan suatu amalan ia
menguasainya dengan baik" (HR. Baihaqiy).
disebutkan di dalam
Kitab Matan Az Zubad Fi Ilmil Fiqhi Asy Syafi'i Karya Syeikh Ahmad Ibnu
Ruslan Asy Syafi’iy, beliau mengatakan:
وكل
من بغير علم يعمل أعماله مردودة لا تقبل
"Dan setiap orang yang
beramal tanpa ilmu, Amalan-amalannya tertolak tidak diterima".
Disinilah Peranan Ilmu sangat
penting bagi berdirinya Ibadah, karena dengan Ilmu itulah Ibadah seseorang akan
menjadi sah dan Insya Allah diterima.
Seseorang dikatakan telah wajib
mengamalkan Syari'at adalah apabila ia telah Mukallaf.
Dalam Ushul Fiqh Imam Auza'i
mendefinisikan Mukallaf dengan kalimat sbb :
المكلفين
: الإنسان البالغ العاقل الذي بلغته الدعوة
"Mukallaf adalah orang
yang baligh serta berakal dan sampai kepadanya Seruan Dakwah".
Yang artinya bahwa yang dituntut
dari seorang Mukallaf adalah adanya pengetahuan terhadap apa yang akan
diamalkannya.
Sedangkan Amal dituntut terhadap
Ilmu, karena setelah seseorang mengetahui Ilmu tentang suatu Ibadah, maka
baginya jadilah seorang Mukallaf yakni orang yang sudah terbebani beban
kewajiban-kewajiban Syari'at. Berkenaan dengan Amal maka Allah swt berfirman
dalam Surat Al Fatihah :
Allah SWT berfirman:
اِيَّاكَ
نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُ
"Hanya kepada
Engkaulah kami beribadah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon
pertolongan".
Dalam ayat ini secara Implisit
menunjukan bahwa suatu amal bisa dikatakan menjadi suatu Ibadah adalah dengan
pertolongan Allah swt, disinilah kita perlu berusaha dengan kesungguhan serta
menyerahkan diri sepenuhnya memohon pertolongan Allah swt agar dalam setiap
Amal kita bisa menjadi sebuah Ibadah yang diterima dan diridloi-NYA. Apalagi
dengan minimnya Ilmu yang kita miliki.
Kesimpulannya adalah bahwasannya
Tahapan seseorang dalam Beribadah adalah dengan mengetahui Ilmunya Terlebih
dahulu, barulah ia mengamalkannya yang bisa menjadikan wujud Ibadahnya kepada
Allah swt, dan Ibadah tidak bisa berdiri kecuali dengan pertolongan Allah swt,
pertolongan atas kebaikan dan kemanfaatan serta keberkahan dari Ibadahnya
tersebut.
Allah berfirman.
اللَّهُ
يَجْتَبِي إِلَيْهِ مَنْ يَشَاءُ وَيَهْدِي إِلَيْهِ مَنْ يُنِيبُ
“Allah memilih orang yang
DIA kehendaki kepada Agama, dan memberi petunjuk kepada (Agama)-NYA bagi orang
yang kembali (Kepada-NYA)”. (asy-Syuraa/42 : 13)
*> donnieluthfiyy, Karawang, 26/02/2019
*> donnieluthfiyy, Karawang, 26/02/2019