Selasa, 30 Maret 2021

Nafsu Amarah yang di pupuk dengan Seruan kebencian akan melahirkan Tindakan Buruk/ Brutal

 



*Nafsu Amarah yang di pupuk dengan Seruan kebencian akan melahirkan Tindakan Buruk/ Brutal.*

 

Nafsu dalam diri manusia seperti halnya parasit yang akan selalu merugikan manusia, darinya akan lahir penyakit-penyakit kejiwaan yang tak di sadari oleh dirinya, karena Nafsu selalu pasti akan memerintahkan kepada keburukan perilaku dan tabi’at.

 

Allah swt berfirman :

 

إِنَّ ٱلنَّفْسَ لَأَمَّارَةٌۢ بِٱلسُّوٓءِ إِلَّا مَا رَحِمَ رَبِّىٓ ۚ إِنَّ رَبِّى غَفُورٌ رَّحِيمٌ

 

“Sesungguhnya Nafsu itu selalu memerintahkan (Amarah) kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang.”

 

Menurut Ilmu Psikologi Amarah yaitu perubahan dalam diri atau emosi yang dibawa oleh kekuatan dan rasa dendam serta benci demi menghilangkan gemuruh di dalam dada.

 

Di dalam ilmu tasawuf ada yang di kenal dengan istilah Khotir Nafsani, yaitu Lintasan-lintasan gerakan dalam hati yang datang pada diri manusia, dan Khotir ini akan selalu mengajak manusia untuk berlaku buruk dan jahat, khotir ini selamanya tidak menjadi nasihat untuk diri manusia.

 

Jika Khotir Nafsani ini terus di pupuk oleh bisikan ataupun narasi-narasi kebencian, maka akan melahirkan kemarahan yang pada Fase ini hadirlah Khotir Syaithoni yakni lintasan-lintasan gerakan hati yang berasal dari bisikan Syaithon, karena syaithon telah menemukan momennya untuk menggelincirkan manusia kedalam lembah kehinaannya. Adapun Syaithon adalah persifatan dari pihak yang selalu mengajak kepada keburukan, baik dari Golongan Jin maupun Manusia.

 

Allah swt berfirman :

 

الَّذِيْ يُوَسْوِسُ فِيْ صُدُوْرِ النَّاسِۙ, مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ

 

“Yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari (golongan) jin dan manusia.”

 

Kemudian Allah swt juga berfirman :

 

وَإِنَّ كَثِيرًا لَيُضِلُّونَ بِأَهْوَائِهِمْ بِغَيْرِ عِلْمٍ ۗ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِالْمُعْتَدِينَ

 

“Dan sesungguhnya kebanyakan (dari manusia) benar benar hendak menyesatkan (orang lain) dengan hawa nafsu mereka tanpa pengetahuan. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang melampaui batas”.

 

Inilah peran Nafsu dan Syaithon kepada diri manusia, yang akan selalu mengajak kepada perkara-perkara yang melampaui batas (Berlebihan) yang sangat tidak disukai Allah dan Rasul-NYA.

 

Adapun Nafsu (Amarah) yang selalu mengajak kepada kejahatan akan bisa di netralisir dengan mengajak dan mengingatkannya kepada Rahmat Allah swt,


إِلَّا مَا رَحِمَ رَبِّىٓ

 

“kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku”.

 

Maka saat Nafsu Amarah sedang membara, hendaklah untuk selalu mendengarkan nasihat-nasihat yang menyejukan, yang mendeskripsikan bahwa Allah swt memiliki Rahmat yang maha luas, karena dengan begitu seseorang yang sedang di kendalikan oleh Nafsu dan Syaithon akan segera tersadar dari kelalaiannya dan segera akan kembali kepada Rahmat Allah swt.

 

Seseorang yang sedang diliputi oleh pengaruh Nafsu dan Syaithon akan terganggu kejiwaannya, dan menjadikannya semakin sulit membedakan antara perkara yang baik maupun buruk, kebaikan akan tertutupi dari akalnya, sedangkan keburukan akan selalu menjadi jalan fikirannya yang akan serta merta menjadi kesimpulan dari bakal tindakan juga perilakunya.

 

Penyakit kejiwaan ataupun mental adalah suatu penyakit yang tidak mungkin akan di ketahui atau disadari oleh penderitanya, maka dalam Dunia Ilmu Medis seseorang yang terganggu kejiwaan atau mentalnya akan membutuhkan seorang psikolog untuk mendeteksi sakit yang dideritanya yang kemudian akan dilakukan pengobatan secara medis. Sedangkan menurut Ilmu Tasawuf seseorang yang dalam dirinya terdapat Radza-il (Peyakit-penyakit hati) yang mempengaruhi Jiwanya, cara penyembuhannya adalah melalui Dzikir yang dilakukan secara dawam terus-menerus melalui bimbingan seorang Ahlinya (Ahlidz Dzikri – Mursyid).

 

Allah swt berfirman :

 

أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ

 

“Ingatlah, hanya dengan Dzikir (Kepada) Allah-lah hati menjadi tenteram”.

 

Karena dengan cara Berdzikir secara terus menerus akan menjadikan dirinya selalu ingat kepada Allah mendapat perlindungan Allah swt dari Bujuk rayu Khotir Syaithoni dan Nafsani yang menyerang jiwanya. Semakin dirinya banyak berdzikir semakin tidak terdengar pula lintasan-lintasan bisikan gerakan hati yang berasal dari Nafsu dan Syaithon. Sehingga akalnya akan mampu berfikir secara jernih dan bijak megikuti naluri penghambaannya kepada Allah swt dalam setiap aspek tindakan, perilaku serta tabi’atnya.

 

Semoga kita semua dijadikan Allah swt bagian dari orang-orang yang selamat, dan dijauhkan dari segala perkara yang akan merugikan diri kita kelak. Aamiin.

 

Oleh : Al Marwiyy

30/03/2021; 14:11 Wib.

PC MATAN Karawang

Ranggon Kopling Al Akwan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan komentar dengan santun dan bersahaja, tidak boleh caci maki atau hujatan, gunakan argumen yang cerdas dan ilmiah

List Video