Keutamaan Dan Khususiyyah Dzikrullah.
Oleh : Al Marwiyy
Hadits yang diriwayatkan oleh Sahabat Mu’adz Bin Anas
ra, dari Rasulullah saw.
“Sesungguhnya seorang laki-laki bertanya kepada Nabi
saw, berkatalah laki-laki tersebut kepada Nabi saw: Jihad seperti apakah yang
lebih agung pahalanya ?, kemudian Rasulullah saw bersabda : Mereka yang paling
banyak berDzikir kepada Allah. Laki-laki itu bertanya Kembali : orang berpuasa
seperti apakah yang lebih agung pahalanya ?, Rasulullah saw bersabda : Mereka
yang paling banyak berDzikir kepada Allah. Kemudian laki-laki itu bertanya yang
sama tentang Shalat, Zakat, Haji dan Shodaqoh, dan Rasulullah saw menjawabnya
dengan jawaban yang sama, beliau saw bersabda : Mereka yang paling banyak berDzikir
kepada Allah.
Diriwayatkan dari Imam At Tirmidzi ra dari Sahabat Abi
Sa’id Al Khudzri ra : Ditanyakan kepada Rasulullah saw : Para Hamba seperti apa
yang lebih utama derajatnya di sisi Allah swt di hari kiamat ?, kemudian
Rasulullah saw bersabda : Mereka para laki-laki dan Perempuan yang banyak
berDzikir kepada Allah swt. Selanjutnya Shabat Abu Sa’idz Al Khudzri ra berkata
: Wahai Rasulullah, bagaimana dengan orang yang berperang fi sabilillah?,
Rasulullah saw bersabda : Andaikan mereka memukulkan pedangnya kepada orang Kuffar
dan Musyrikin sampai mereka (Kuffar dan Musyrikin) itu hancur dan berlumuran
darah, maka Orang-orang yang banyak berDzikir kepada Allah lebih utama Derajatnya
dari mereka yang berperang fi sabilillah seperti itu.
Dzikrullah adalah Penopang Sandaran bagi seseorang
menuju Allah swt, maka seseorang tidak akan sampai kepada Allah swt dengan
tanpa mendawamkan Dzikir kepada Allah swt, dan hal itu adalah bagian dari perintah-NYA,
yang diperkuat pula dengan adanya dalil-dalil berikut ini :
1.
Firman Allah swt :
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْرًا كَثِيرًا · وَسَبِّحُوهُ
بُكْرَةً وَأَصِيلً
“Hai
orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang
sebanyak-banyaknya, Dan bertasbihlah kepada-Nya diwaktu pagi dan petang”.
2.
Hadits Nabi saw, beliau bersabda :
يا ابْنَ
آدَمَ، إذا ذَكَرْتَنِي شَكَرْتَنِي، وإذا نَسِيتَنِي كَفَرْتَنِي
“Wahai anak Adam, Jikalau
engkau berdzikir kepadaku maka berarti engkau telah bersyukur kepadaku, dan
jikalau engkau lalai kepadaku maka berarti engkau telah kufur kepadaku”
3.
Hadits Nabi saw yang bunyinya :
خير الاعمال
ذكر الله تعالى
“Sebaik-baiknya Amal adalah
Dzikrullahi Ta’ala”
4.
Hadits Nabi saw lagi yang bunyinya :
لِكُلِّ
شيْءٍ صِقَالَ وصِقالُ القلوبِ ذكْرُ اللهِ
"Pada tiap-tiap sesuatu ada Pemolesnya (agar tampak bagus), dan Pemoles
hati adalah Dzikrullah”
Itulah dalil-dalil pijakan yang mengokohkan agar
seorang Hamba senantiasa mendawamkan Dzikir kepada Allah swt.
Didalam Hadits yang lain, Ketika Baginda Nabi saw
sedang Bersama para sahabatnya, beliau saw bersabda :
إِذَا رأيتم
رِيَاض الْجَنَّةِ فَارْتَعُوا قَالُوا وَمَا رِيَاضُ الْجَنَّةِ قَالَ مجلس
الذِّكْرِ
“jikalau kalian melihat Taman
surga, maka singgahlah dengan senang gembira. Kemudian sahabat bertanya :
dimanakah taman surga itu wahai Rasulullah?, Rasulullah saw bersabda : Ia
adalah Majlis Dzikir”.
Barang siapa yang ingin mengetahui kedudukannya di
sisi Allah swt, maka lihatlah bagaimana kedudukan Allah swt di hadapannya.
Karena sesungguhnya Allah swt menempatkan kedudukan seorang Hamba dari-NYA,
sebagaimana Hamba tersebut menempatkan Kedudukan Allah swt atas dirinya.
Imam Abu Ali Ad Daqoq ra berkata : Dzikir adalah Jalannya
para Aulia, dan barang siapa menyelaraskan diri dengan Dzikir, maka sungguh ia telah
mendatangi jalannya para Aulia, dan barang siapa menolak Dzikir, maka sungguh
ia telah terusir (dari Jalan para Aulia).
Bahkan Imam Dzu Nun Al Mishri ra berkata : Siksa para
Aulia adalah terputusnya Dzikir darinya.
Dzikir lebih utama dari pada Tafakur, sebab Allah swt
mensifati dirinya dengan Dzikir dan tidak mensifati dirinya dengan Tafakur, dan
sesungguhnya Allah swt menjadikan Kriteria pertemuan dengan-NYA melalui Dzikir
kepada-NYA, Allah swt berfirman :
فاذكروني أذكركم
"Dan berdzikirlah kalian kepadaku, Niscaya akupun akan menyebut kalian”
Ayat tersebut menjadi bukti bahwa Dzikir menjadi
amaliyah yang khususiyah teruntuk Umat Islam, yang Allah tidak memberikannya
kepada Umat-Umat sebelumnya.
Rasulullah saw juga bersabda dalam Hadits Qudsyi,
Allah swt berfirman :
ولذكر الله أكبر
Makna hadits Qudsyi tersebut bahwasannya Dzikir kepada
Allah swt yang diikrarkan dengan kalimat tersebut, ada didalam makna Firman
Allah swt yang bunyinya :
أذكروتي أذكركم
“Berdzikirlah kalian kepadaku,
maka aku-pun akan menyebut kalian",
dan Ketika Allah swt menyebut hamba-NYA hal itu lebih Agung daripada Dzikir hamba
kepada-NYA
Dan termasuk dari ke-Khususan Dzikir yang lain lagi
adalah bahwasannya Dzikir tidak terbatas waktunya, bahkan seorang Hamba di
perintahkan untuk senantiasa Berdzikir
dalam setiap waktunya, dengan Lisannya, atau dengan hatinya, baik
berbentuk kefardluan maupun berupa kesunahan.
Wallahu A’lam.
Karawang, 15/06/2022; 11:05 wib