*Nafsu
Amarah yang di pupuk dengan Seruan kebencian akan melahirkan Tindakan Buruk/
Brutal.*
Nafsu dalam
diri manusia seperti halnya parasit yang akan selalu merugikan manusia, darinya
akan lahir penyakit-penyakit kejiwaan yang tak di sadari oleh dirinya, karena
Nafsu selalu pasti akan memerintahkan kepada keburukan perilaku dan tabi’at.
Allah swt
berfirman :
إِنَّ ٱلنَّفْسَ لَأَمَّارَةٌۢ بِٱلسُّوٓءِ
إِلَّا مَا رَحِمَ رَبِّىٓ ۚ إِنَّ رَبِّى غَفُورٌ رَّحِيمٌ
“Sesungguhnya
Nafsu itu selalu memerintahkan (Amarah) kepada kejahatan, kecuali nafsu yang
diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha
Penyanyang.”
Menurut Ilmu Psikologi Amarah yaitu perubahan dalam diri atau emosi yang dibawa oleh kekuatan
dan rasa dendam serta benci demi menghilangkan gemuruh di dalam dada.
Di dalam
ilmu tasawuf ada yang di kenal dengan istilah Khotir Nafsani, yaitu
Lintasan-lintasan gerakan dalam hati yang datang pada diri manusia, dan Khotir
ini akan selalu mengajak manusia untuk berlaku buruk dan jahat, khotir ini
selamanya tidak menjadi nasihat untuk diri manusia.
Jika Khotir
Nafsani ini terus di pupuk oleh bisikan ataupun narasi-narasi kebencian, maka
akan melahirkan kemarahan yang pada Fase ini hadirlah Khotir Syaithoni yakni
lintasan-lintasan gerakan hati yang berasal dari bisikan Syaithon, karena
syaithon telah menemukan momennya untuk menggelincirkan manusia kedalam lembah
kehinaannya. Adapun Syaithon adalah persifatan dari pihak yang selalu mengajak
kepada keburukan, baik dari Golongan Jin maupun Manusia.
Allah swt
berfirman :
الَّذِيْ يُوَسْوِسُ فِيْ صُدُوْرِ
النَّاسِۙ, مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ
“Yang
membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari (golongan) jin dan manusia.”
Kemudian Allah
swt juga berfirman :
وَإِنَّ كَثِيرًا لَيُضِلُّونَ
بِأَهْوَائِهِمْ بِغَيْرِ عِلْمٍ ۗ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِالْمُعْتَدِينَ
“Dan
sesungguhnya kebanyakan (dari manusia) benar benar hendak menyesatkan (orang
lain) dengan hawa nafsu mereka tanpa pengetahuan. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah
yang lebih mengetahui orang-orang yang melampaui batas”.
Inilah
peran Nafsu dan Syaithon kepada diri manusia, yang akan selalu mengajak kepada
perkara-perkara yang melampaui batas (Berlebihan) yang sangat tidak disukai Allah
dan Rasul-NYA.
Adapun Nafsu (Amarah) yang selalu mengajak kepada kejahatan akan bisa di netralisir dengan mengajak dan mengingatkannya kepada Rahmat Allah swt,
إِلَّا مَا رَحِمَ رَبِّىٓ
“kecuali
nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku”.
Maka saat
Nafsu Amarah sedang membara, hendaklah untuk selalu mendengarkan nasihat-nasihat
yang menyejukan, yang mendeskripsikan bahwa Allah swt memiliki Rahmat yang maha
luas, karena dengan begitu seseorang yang sedang di kendalikan oleh Nafsu dan
Syaithon akan segera tersadar dari kelalaiannya dan segera akan kembali kepada
Rahmat Allah swt.
Seseorang
yang sedang diliputi oleh pengaruh Nafsu dan Syaithon akan terganggu
kejiwaannya, dan menjadikannya semakin sulit membedakan antara perkara
yang baik maupun buruk, kebaikan akan tertutupi dari akalnya, sedangkan
keburukan akan selalu menjadi jalan fikirannya yang akan serta merta menjadi
kesimpulan dari bakal tindakan juga perilakunya.
Penyakit
kejiwaan ataupun mental adalah suatu penyakit yang tidak mungkin akan di
ketahui atau disadari oleh penderitanya, maka dalam Dunia Ilmu Medis seseorang yang
terganggu kejiwaan atau mentalnya akan membutuhkan seorang psikolog untuk
mendeteksi sakit yang dideritanya yang kemudian akan dilakukan pengobatan
secara medis. Sedangkan menurut Ilmu Tasawuf seseorang yang dalam dirinya
terdapat Radza-il (Peyakit-penyakit hati) yang mempengaruhi Jiwanya, cara
penyembuhannya adalah melalui Dzikir yang dilakukan secara dawam terus-menerus melalui
bimbingan seorang Ahlinya (Ahlidz Dzikri – Mursyid).
Allah swt
berfirman :
أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ
الْقُلُوبُ
“Ingatlah,
hanya dengan Dzikir (Kepada) Allah-lah hati menjadi tenteram”.
Karena
dengan cara Berdzikir secara terus menerus akan menjadikan dirinya selalu ingat
kepada Allah mendapat perlindungan Allah swt dari Bujuk rayu Khotir Syaithoni dan
Nafsani yang menyerang jiwanya. Semakin dirinya banyak berdzikir semakin tidak
terdengar pula lintasan-lintasan bisikan gerakan hati yang berasal dari Nafsu
dan Syaithon. Sehingga akalnya akan mampu berfikir secara jernih dan bijak
megikuti naluri penghambaannya kepada Allah swt dalam setiap aspek tindakan,
perilaku serta tabi’atnya.
Semoga kita
semua dijadikan Allah swt bagian dari orang-orang yang selamat, dan dijauhkan
dari segala perkara yang akan merugikan diri kita kelak. Aamiin.
Oleh : Al Marwiyy
30/03/2021;
14:11 Wib.
PC MATAN
Karawang
Ranggon Kopling Al Akwan