Menciptakan Daya Tarik, Menghimpun, memobilisasi
dan merekrut.
Jangan menjadi orang yang bodoh yang mudah
termakan Isu/Hasud.
Oleh : donnieluthfiyy
Sebuah upaya yang memang terkesan wajar ketika Individu
seseorang ataupun kelompok ataupun golongan membutuhkan kekuatan suara masyarakat,
kemudian mereka menciptakan daya tariknya, baik melalui retorika sosial,
budaya, pendidikan maupun Agama, untuk mencapai suatu tujuan tersembunyi dari
apa yang di cita-citakannya, retorika-retorika yang di sampaikan bisa jadi bersifat
Faktual, namun tidak menutup kemungkinan bahwa itu hanya bersifat Opini, disini
kita sebagai rakyat harus mampu berfikir sedikit keras secara kritis dan cerdas
agar tidak selalu dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang memiliki tujuan-tujuan
tertentu yang sejatinya tidak bersesuaian dengan retorika yang disampaikannya,
atau hanya sebuah pengalihan dalam menghimpun suara, yang nantinya himpunan
suara tersebut akan di manfaatkan demi keuntungan mereka semata.
Hal yang sangat memprihatinkan adalah ketika
retorika yang sifatnya hanya sebuah opini tersebut menimbulkan suatu kebencian
dan kemarahan dihati masyarakat karena termakan hasud sara, dan kedepannya
sekedar untuk menghimpun Dana bagi keberlangsungan cita-cita kelompoknya. Jika
kita perhatikan bagaimana sebuah Promosi dan Iklan-iklan yang disampaikan
sebuah Perusahaan atas produk-produknya membentuk sebuah pesan-pesan rayuan
agar Produknya tersebut menjadi pilihan bagi masyarakat atau konsumennya,
sehingga rating penjualan akan naik dan memberikan keuntungan besar bagi
perusahaannya. Dan hal tersebut juga bisa dilakukan oleh selain perusahaan
komersil, dan itu adalah hal yang sangat wajar dalam rangka upaya
mengembangkannya, namun kita sebagai masyarakat ataupun konsumen harus bisa
sedikit kritis dan cerdas menilai sebuah kebaikan bukan hanya dari kulitnya,
tetapi esensi kebaikan didalamnya juga perlu kita perhatikan, agar jangan
sampai kita menjadi korban yang sia-sia. Membela sesuatu yang ternyata bukan
seperti apa yang kita harapkan. Sehingga kita menjadi orang-orang yang
dikategorikan sebagai orang yang bodoh.
الجَاهِلُ لاَ يَعلَمُ
رُتْبَةَ نَفْسِه ، فَكَيْفَ يَعْرِفُ رُتْبَةَ غَيْرِهِ (الإمام الذهبي(
“ Orang Bodoh tidak akan mengetahui kedudukan dirinya, maka bagaimana ia
akan mengenali kedudukan orang lain “ (Imam Dzahabi)
كفى بالمرء جهلا أن لا
يعرف قدر نفسه.( علي بن أبي طالب(
“ Cukuplah dengan seseorang yang (dikatakan) bodoh, jika ia tidak mengenali
kadar dirinya “ (Imam Ali Bin Abi Thalib).
أن أعجب لشيء , فعجبي
لرجال تنموا أجسامهم وتصغرعقولهم. ( الأحنف بن قيس(
“ Jika aku kagum pada sesuatu, maka kekagumanku adalah pada seorang lelaki
yang membesarkan tubuhnya namun mengecilkan akalnya “. Maksudnya Semakin dewasa
namun semakin bodoh. (Imam Ahnaf Bin Qaisy).
ـــ الحكيم يناقش في
الرأي , والجاهل يجادل في الحقائق. (حكيم(
“ Orang yang bijak berbantahan dengan Pikiran (akalnya), dan orang bodoh
berdebat didalam kebenaran “ (Imam Hakim).
ـــ الجاهل يؤكد, والعالم
يشكك , والعاقل يتروى. (أرسطو(
“ Orang Bodoh itu (Cenderung) teguh pendirian (Ngotot), Orang berilmu itu (Cenderung)
meragukan dirinya (Tawadu’), dan orang berakal (Cenderung) merenungi diri
(Muhasabah) “.
أقل الناس قيمة أقلهم
علما,فما أضعف الإنسان إذا لم يستطع أن يرفع من قيمة نفسه.
“ Sedikit sekali manusia yang menilai akalnya dengan Ilmu, Maka adapun
selemah-lemahnya manusia adalah ketika ia tidak mampu kemudian ia mengangkat
harga dirinya “.
ولما رأيت الجهل في الناس
فاشيا تجاهلت حتى ظن إني جاهل. ( المعري(
“ Ketika aku melihat kebodohan pada diri manusia yang tersiar, maka aku
menghiraukannya sehingga aku menyangka bahwa sesungguhnya aku (iuga) adalah
orang yang bodoh “. (Imam Al Ma’ari). – maksudnya adalah Jika ada kebodohan
yang tersiar luas maka janganlah diam membiarkan kebodohan itu terus tersiar.
Wallahu A’lam... semoga bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan komentar dengan santun dan bersahaja, tidak boleh caci maki atau hujatan, gunakan argumen yang cerdas dan ilmiah