Janganlah sesama muslim saling
mencela dengan sebutan binatang yang buruk, Fasiq, Munafiq atau Kafir. Dan tidak
pula dengan panggilan Yahudi, Nasrani setelah ia beriman.
Oleh : donnieluthfiyy
Surat Al Hujurat Ayat 11 dilihat dari berbagai Tafsir
11. Hai orang-orang
yang beriman, janganlah ٍSuatu Kaum mengejek (mencemooh) Kaum
yang lain, boleh Jadi yang di-ejek (dicemooh) itu lebih baik dari mereka. dan
jangan pula sekumpulan perempuan mengejek (mencemooh) kumpulan lainnya, boleh
Jadi yang di-ejek (Dicemooh) itu lebih baik. dan janganlah suka mencela dirimu
sendiri, dan janganlah kalian semua saling mencela (memanggil) dengan julukan
yang buruk. seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) Fasiq sesudah iman dan
Barangsiapa yang tidak bertobat, Maka mereka Itulah orang-orang yang zalim.
Dalam tafsir Abi Hatim Ar Razi
menafsirkan berkenaan dengan Lafat ayat berikut ini..
عَنِ
ابْنِ مَسْعُودٍ،"﴿وَلا تَنَابَزُوا بِالْأَلْقَابِ﴾، قَالَ: أَنْ يَقُولَ: إِذَا
كَانَ الرَّجُلُ يَهُودِيًّا فَأَسْلَمَ: يَا يَهُودِيُّ، يَا نَصْرَانِيُّ، يَا مَجُوسِيُّ،
وَيَقُولُ لِلرَّجُلِ الْمُسْلِمِ: يَا فَاسِقُ".
Diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud,
Firman Allah swt “dan janganlah kalian semua saling mencela (memanggil) dengan
julukan yang buruk “, beliau berkata : Maksud larangan tersebut adalah jika berkata
seperti ini: “ Ketika seorang laki-laki Yahudi masuk Islam ; (Mencelanya dengan
memanggil) Wahai Yahudi, Wahai Nashrani, Wahai Majusi, dan berkata kepada
seorang laki-laki Muslim (dengan panggilan) Wahai Orang Fasiq.”
Dalam Tafsir Baghowi, beliau
mufasir berkata berkenaan dengan Ayat ini pada lafadz....
ولا
تنابزوا بالألقاب "، التنابز: التفاعل من النبز، وهو اللقب، وهو أن يدعى الإنسان
بغير ماسمي به. قال عكرمة : هو قول الرجل للرجل: يا فاسق يا منافق يا كافر. وقال الحسن
: كان اليهودي والنصراني يسلم، فيقال له بعد إسلامه يا يهودي يا نصراني، فنهوا عن ذلك.
قال عطاء : هو أن تقول لأخيك: يا كلب يا حمار يا خنزير. وروي عن ابن عباس قال: (( التنابز
بالألقاب )): أن يكون الرجل عمل السيئات ثم تاب عنها فنهي أن يعير بما سلف من عمله.
" بئس الاسم الفسوق بعد الإيمان "، أي بئس الاسم أن يقول: يا يهودي أو يا
فاسق بعد ما آمن وتاب، وقيل معناه: إن من فعل ما نهي عنه من السخرية واللمز والنبز
فهو فاسق، وبئس الاسم الفسوق بعد الإيمان، فلا تفعلوا ذلك فتستحقوا اسم الفسوق،
" ومن لم يتب "، من ذلك، " فأولئك هم الظالمون ".
“ Dan janganlah kalian semua saling
mencela (memanggil) dengan julukan yang buruk “, Lafadz “ التنابز “ : (adalah) Perbuatan Mencela, Yaitu mencela
dengan Laqob (Julukan), Yakni memanggil seseorang dengan panggilan yang bukan
dirinya. Berkata Sayyidah Ikrimah rah : “ Lafadz التنابز adalah ucapan seorang laki-laki kepada
laki-laki lain (dengan ucapan) Wahai Orang Fasiq, Wahai Orang Munafiq, Wahai
orang kafir “. Dan Imam Hasan ra berkata : Adalah seorang Yahudi dan Nashrani
yang masuk Islam, maka mereka berdua setelah menjadi Muslim dipanggil dengan
panggilan Wahai Yahuid... Wahai Nashrani..., Maka para sahabat melarang hal
tersebut “. Imam Atho’ berkata : “ Lafadz
التنابز adalah
jika engkau memanggil kepada Saudaramu (Muslim) : Wahai Anjing... Wahai
Keladai... Wahai Babi...
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra (berkenaan
dengan Lafadz dalam Surat Hujurat – 11) : ((التنابز بالألقاب )) Ketika ada seorang laki-laki yang punya
amal jelek kemudian ia bertaubat dari amal jeleknya maka Allah swt melarang
untuk menjelek-jelekan amalnya yang telah lalu itu. “ Sejelek-jeleknya sebutan
setelah beriman adalah sebutah Fasiq “, Yakni sejelek-jeleknya sebutan adalah
jika mengatakan : Wahai Yahudi.... Wahai Nashrani... Wahai Fasiq... setelah perkara keimanan dan
pertaubatan, Dan dikatakan maknanya yaitu : Sesungguhnya seseorang yang
melakukan suatu perkara yang telah di larang baginya dari perbuatan mengejek,
Memaki dan mencela maka ia adalah orang yang Fasiq, dan sejelek-jeleknya
sebutan adalah sebutan Fasiq setelah berimannya, Maka janganlah kalian semua
melakukan hal tersebut, (Jika melakjukannya) maka kalian semua berhak atas
sebutan Fasiq (pula), “ Dan siapa orangnya tidak bertaubat “, dari perbuatan
tersebut, “Maka mereka Itulah orang-orang yang zalim “.
Di dalam Tafsir Alusy, meriwayatkan
sebuah hadits berkenaan dengan ayat tersebut sebagai berikut :
وأخرج
البخاري وأبو داود والترمذي والنسائي وابن ماجه وجماعة عن ابن جبيرة بن الضحاك قال
: فينا نزلت في بني سلمة ( ولا تنابزوا بالألقاب ) قدم رسول الله صلى الله تعالى عليه
وسلم المدينة وليس فينا رجل إلا وله اسمان أو ثلاثة فكان إذا دعا أحدا منهم باسم من
تلك الأسماء قالوا : يا رسول الله إنه يكرهه فنزلت ( ولا تنابزو بالألقاب(
Hadits di riwayatkan oleh Imam
Bukhori ra, Imam Abu Dawud ra, Imam Tirmidzi ra, Imam Nasai ra, Imam Ibnu Majah
ra, dan Jama’ah dari Imam Ibnu Jabiroh Ad Dhohak ra berkata : Kepada kami turun
ayat kepada Bani Salamah, ayat (ولا تنابزوا بالألقاب ) Rasulullah saw datang ke madinah dan tiada
diantara kami seorang laki-laki kecuali bagi mereka dua sebutan atau tiga
sebutan, maka adalah ketika seseorang memanggil seorang diantara mereka dengan
sebutan-sebutan seperti itu (Maksudnya panggilan buruk terhadap julukan), maka
para sahabat berkata : Yaa Rasulullah sesungguhnya ia membencinya. Maka turunlah
ayat (dan janganlah kalian semua saling mencela (memanggil) dengan julukan yang
buruk ).
Artinya dalam kebencian-pun kita
dilarang untuk mencela seseorang dengan julukan/ sebutan yang buruk.
Imam Ibnu Katsir didalam tafsirnya mengomentari
berkenaan dengan ayat ini, sebagai berikut :
ينهى
تعالى عن السخرية بالناس وهو احتقارهم والاستهزاء بهم, كما ثبت في الصحيح عن رسول الله
صلى الله عليه وسلم أنه قال: «الكبر بطر الحق وغمص الناس ـ ويروى ـ وغمط الناس» والمراد
من ذلك احتقارهم واستصغارهم, وهذا حرام فإنه قد يكون المحتقر أعظم قدراً عند الله تعالى
Allah swt melarang dari ejekan
kepada manusia (secara Umum) yaitu memandang rendah kepada mereka, dan memperolok
(Meremehkan) mereka, Seperti juga yang di tetapkan di dalam hadits Shahih dari
Rasulullah saw, Beliau saw bersabda : << Dosa besar adalah menyalah
gunakan perkara yang hak dan meremehkan manusia (Secara umum) – dan riwayat
lain meriwayatkan – memandang rendah manusia>> adapun maksud dari hal
tersebut adalah memandang rendah manusia
dan menganggap kecil manusia, dan hal ini adalah haram karena hal tersebut
nyata bahwasannya merendahkan (Makhluk) adalah paling agungnya kuasa Allah swt.
Wallahu A’lam.... Semoga bermanfa’at...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan komentar dengan santun dan bersahaja, tidak boleh caci maki atau hujatan, gunakan argumen yang cerdas dan ilmiah