Senin, 08 Mei 2017

Definisi Takwa dan Tingkatan Takwa...

Oleh : donnieluthfiyy

Dalam Kitab Maqomatus Suniyah Lis Saadatis Shufiyah Sayyid Muhammad Wafa Bahru Shofa berkata :

التقوى : " هي حصر الهفوات النفسانية بضابط القوانين الشرعية

“Takwa adalah menahan diri dari kekeliruan hawa nafsu dengan berpegang kepada Tuntunan Syari’at”
maksudnya bahwa sesungguhnya takwa adalah berupaya mencari jalan Mujahadah, dan Muhasabah bagi hawa nafsu dan menyempitkan celah kecil atas hawa nafsu. Dengan merujuk kaidah yang spesifik, dan perkiraan yang membatasi, maka ketahuilah hal tersebut adalah dengan berpegang kepada tuntunan Syari’at. Yakni agar menjadikan Mujahadah nafsu dan beribadah kepada Allah swt sebagai muasis atas manhaj Robbani yang benar. Hal ini Bukanlah perbuatan Bid’ah atau mengada-ada, tetapi hal tersebut adalah sebagai pokok-pokoknya dan penerimaan-penerimaannya di hadapan Allah swt.

Manhaj Robbani tersebut adalah yang menjadikan buah amal di dalam kesucian jiwa, dan apapun bentuk buahnya tersebut adalah sama-sama menjadikan mahabbah, atau Muroqobbah, atau senantiasa berpegang pada pintu Allah swt atau juga senantiasa istiqomah terhadap perintah-perintah Allah swt.

Dan tidaklah berfaedah kecuali orang yang di berikan faedahnya, serta dengan mengikuti orang yang mengikuti Sunah Rasulullah saw maka Manhaj Robbani ini lah yang benar, karena sesungguhnya Rasulullah saw adalah Robbani di dalam tingkah dan perkataannya, dan sesungguhnya Akhlak Rasulullah saw adalah Al Qur’an.

Allah swt berfirman Dalam surat An Nur ayat 54 :

وَإِن تُطِيعُوهُ تَهْتَدُوا
“ Dan jika kamu taat kepadanya, niscaya kamu mendapat petunjuk “.

Kemudian Allah swt berfirman dalam Surat An Nisaa ayat 80 :

مَّن يُطِعِ الرَّسُولَ فَقَدْ أَطَاعَ اللَّهَ
“ Barangsiapa yang mentaati Rasul itu, sesungguhnya ia telah mentaati Allah “.

Para Saadah Sufiyyah As Shodiqin rahm, mereka tidak ridlo dengan selain kepada Kitabullah dan Sunah Rasul saw sebagai pengganti, kemudian Kanjeng Syaikh Abdul Qodir Al Jilani berkata :

طِر إلى الله بجناحي الكتاب والسنة، وأدخل على الله ويدك في يد رسول الله صلى الله عليه وسلم.

“ Terbanglah kalian kepada Allah swt dengan dua sayap, Kitabullah dan Sunah, dan masuklah menghadap Allah swt, sedang tanganmu dalam genggaman tangan Rasulullah saw “.
ي
Kemudian Sayyid Muhammad Wafa Bahru Shofa berkata pula :

وحقيقتها : رفع العقل المعيشي ميزان الشرع لاعتبار النقص والزيادة

Hakikatnya Takwa yaitu dengan Meningkatnya akal sebagai standar kehidupan adalah sebagai takaran Syari’at agar bisa digunakan untuk mempertimbangkan kekurangan dan kelebihan.

Maksudnya yaitu sesungguhnya manusia mengetahui akan kelemahan akalnya, seperti halnya kelemahannya dalam menentukan perkara halal dan haram dengan cara menggali sendiri tanpa mengikuti Manhaj/ tuntunan Robbani, atau tanpa melalui undang-undang Ilahiyah. Disinilah Hakikat apa yang membedakannya, maksudnya dengan orang-orang yang melayani akalnya. Adapun mereka  yang mengikuti Manhaj Robbani telah memisahkan antara yang halal dan yang haram melalui pancaran cahaya manhaj Ilahi, kemudian mereka melihat terhadap orang-orang selainnya di dalam kesenangan yang berturut turut mendatanginya dan  dosa-dosa yang dilakukannya. Dan terus menariknya kedalam dosa-dosa, ini sesungguhnya adalah karena perbuatan dosanya selalu di ulang-ulang dalam setiap waktu.

Dan beliau juga berkata :

وغايتها : إخراج أضغان النفس وردعها عن الدعاوى المكدرة لصفاء جوهر القربات

Tujuannya Takwa adalah mengeluarkan Racun hawa nafsu untuk mencegahnya dari bujukan yang menggelincirkan demi bersihnya unsur taqorrub.

Takwa tidak akan datang kecuali dengan mengikuti Syari’at, dan menjalankan sunah, maka ada Tiga urutan pendakian Takwa bagi manusia :  

1.   1. Libasut Takwa, maksudnya adalah mensimulasikan keyakinan, Akal dan Dhohir, hal itu bisa mencegah dari kemusyrikan, dan menjadikan Allah swt sebagai Tuhan dan Islam sebagai Agama dan Al Qur’an yang mulia sebagai Imam dan Baginda Nabi Muhammad saw sebagai Nabi dan utusan.

2.  2. Haqut Takwa : yaitu perkara yang mensimulasikan Hati dan bathin, yaitu dengan melakukan perintah-perintahNya dan menjauhi larangan-laranganNya dengan hati yang selamat dan ridlo, dan inilah Thoriqoh/ Jalan.


3.  3. ‘Ainut Takwa : yaitu perkara yang mensimulasikan ruh dan sirr, maksudnya yaitu ketiadaan mencari sesuatu selain Allah swt dan merasa puas denganNya, dan ini adalah Hakikat.

2 komentar:

  1. Terimakasih, sangat bermanfaat sekali tulisannya

    BalasHapus
  2. Tulisannya dapat menjadi tambahan untuk materi khutbah jum'at tentang takwa. Semoga tulisannya menjadi amal sholeh buat penulis dan semua yang membantu menyebarkan.

    BalasHapus

Silahkan komentar dengan santun dan bersahaja, tidak boleh caci maki atau hujatan, gunakan argumen yang cerdas dan ilmiah

List Video