*Sampainya Hadiah Pahala yang di Khususkan kepada Mayit.*
Oleh : donnieluthfiyy
Dalil Naqli yang pertama adalah hadits yang di riwayatkan
oleh Imam Ahmad dalam Musnad Ahmad Juz 5 Hal. 26, 27 dan juga Oleh Imam Abu
Dawud dalam Sunan Abu Dawud Juz 3 Hal. 489, dan Di Shahihkan Oleh Imam Ibnu
Hibban.
عن
سيدنا معقل بن يسار رضي الله عنه ان رسول الله صلى الله عليه وآله وسلم قال«يس قلب
القرآن لا يقرؤها رجل يريد الله والدار الآخرة إلا غفر الله له اقرؤوها على موتاكم»
“Diriwayatkan dari dari Sayyidina
Muaqil Bin Yusar ra, sesungguhnya Rasulullah saw bersabda << Surat Yasin
adalah Jantungnya Al Qur’an, tidaklah seorang lelaki membacanya dengan
mengharapkan Allah swt dan kampung Akhirat kecuali Allah mengampuni
dosa-dosanya, maka bacakanlah Surat Yasin oleh kalian kepada Mayit-mayit
diantara kalian>>”.
Maksud dari Lafadz “موتاكم “ adalah para Mayit secara Hakikinya dan bukanlah
merupakan mayit yang hadir (Ada di hadapan), Imam Syaukani berkata yang di
sukai oleh Imam Thabari di dalam menjelaskan Lafadz “موتاكم “ yang disebutkan dalam Hadits tersebut adalah Makna lafadz
teks yang menjelaskan para Mayit, dan bukan mengambil makna mayit yang ada di
hadapan, maka tidaklah terjadi hubungan makna di antara Mayit secara Hakiki dan
mayit yang ada di hadapan. Dan juga telah menjadi pemahaman bagi kami
bahwasannya ketika di sebutkan lafadz Mayit maka yaitu orang-orang yang
meninggal yang di tempatkan di Kuburan.
Dalil Naqli yang kedua adalah
hadits yang di riwayatkan Oleh Imam Thabrani dalam Kitab Al Kabir Juz 1 Hal.
70, dan juga di riwayatkan oleh Imam Baihaqi dalam Kitab Al Kubro Juz 4 Hal.
56.
عن
عبدالرحمن بن العلاء بن اللجلاج عن أبيه قال لي أبي اللجلاج : (يا بني إذا أنا مت فالحد
لي لحدا فإن وضعتني في لحدي فقل: بسم الله وعلى ملة رسول الله ثم سن التراب علي سنا
ثم اقرأ عند رأسي بفاتحة البقرة وخاتمتها فإني سمعت رسول الله صلى الله عليه وآله وسلم
يقول ذلك(
“ Diriwayatkan dari Abdurrahman
Bin Ala-i Bin Al Halaj dari Ayahnya, telah berkata Al Halaj kepadaku : (Wahai
anakku jika aku meninggal dunia maka makamkanlah aku dengan sungguh2, kemudian jika engkau menaruhku di dalam
Makamku maka ucapkanlah : “Bismillahi wa Alaa Millati Rasulillah” maka
tuangkanlah Debu/tanah atasku dengan sungguh2, selanjutnya bacakanlah didekat
kepalaku dengan pembukaan Surat Al Baqoroh dan penutup surat Al Baqoroh maka
sesungguhnya aku mendengar Rasulullah saw bersabda demikian).
Sebagian ulama berkata :
Sesungguhnya hadits tersebut adalah Hadits Mursal yaitu hadits yang dinilai
Dhoif dari sisi Sanad karena tidak diketahuinya sosok Abdurrahman Bin Alaa-i Bin
Al Halaj, dan sesungguhnya kami mengakui bahwasannya hadits tersebut adalah
hadits mursal namun Jumhur Ulama Fiqih dan Ushul mengambil nash dalam mengambil
kesimpulan dengan hadits mursal.
Dan Imam Ibnu Katsir berkata
didalam Kitabnya Al Ba’its Al Hatsits : Ibnu Sholah berkata dan berhujjah
dengan hadits Mursal, adapun Madzhab Imam Malik dan Abu Hanifah dan para
sahabat2nya, dan aku berkata : maksudanya Ibnu Katsir – Dan beliau
menghikayatkan dari Imam Ahmad Bin Hambal di dalam periwayatan. << Kitab
Al Ba’it Al Hatsits Musthalahul Hadits Hal. 48>>.
Dan perkataan mereka berkenaan
dengan kemursalam hadits tersebut : Terbantahkan, karena sesungguhnya hadits
tersebut hadits Muttasil (Hadits yang sanadnya jelas), dan inilah sanadnya :
Imam Thabrani berkata : Telah mengabarkan kepadaku Al Husain Bin Ishaq At
Tastari dari Ali Bin Hajar dari Mubasyir Bin Ismail dari Abdurrahman Bin Alaa-i
Bin Al Hallaj dari Ayahnya, telah berkata Ayahku Al Hallaj Abu Khalid (Wahai
Anakku jika aku meninggal dunia.... Al Hadits), Walaupun Al Hallaj tidak di
kenali oleh sebagian para Ulama bukan berarti tidak ada.
واخرج
الحافظ السيوطي وأبو القاسم في قواعده (من دخل المقبرة فقرأ الفاتحة وألهاكم التكاثر
وقل هو الله أحد ثم قال: إني جعلت ثواب ما قرأته من كلامك لأهل القبور من المؤمنين
والمؤمنات كانوا شفعاء له يوم القيامة(.
“Hadits di riwayatkan oleh Imam
Al Hafidz As Suyuthi dan Imam Abul Qosim di dalam Qoidah2nya (Siapa orangnya
yang memasuki pekuburan maka bacakanlah Surat Al Fatihah dan At Takatsur dan
Surat Al Ikhlas kemudian ucapkanlah : Saya jadikan pahala bacaan surat yang
saya baca tersebut dari sebagian Firman-Mu (Allah swt) untuk Ahli Kubur dari
kalangan orang-orang beriman dan jadikanlah bacaan2 tersebut sebagai Syafa’at
baginya kelak di hari kiamat).”
وعن
سيدنا ابن عمر رضي الله عنه (يستحب أن يقرأ على القبر بعد الدفن أول سورة البقرة وخاتمتها)
“ Diriwayatkan dari Sayyiduna
Ibnu Umar ra (Disunahkan agar membacakan terhadap Kuburan setelah di pendam
dengan Awal Surat Al Baqoroh dan Akhirnya).”
وعن
سيدنا أبي الدرداء وأبي ذر رضي الله عنهما : ( ما من ميت يموت فتقرأ عنده يس إلا هون
الله عليه)
“ Diriwayatkan dari Sayyiduna Abu
Darda dan Abu Dzar ra : (Tiadalah dari mayit yang meninggal dunia maka engkau
bacakan di sisinya Surat Yasin kecuali Allah swt meringankan siksa atasnya) ”.
Dan sampainya pahala bacaan yang
di sedekahkan kepada Mayit akan semakin jelas dengan Dalil Hadits2 Shahih berikut
ini.
>> Sampainya pahala sedekah
untuk Mayit.
عَنْ
عَائِشَةَ اَنَّ رَجُلًا اَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَا رَسُوْلَ
اللهِ إِنَّ أُمِّيَ افْتُلِتَتْ نَفْسَهَا وَلَمْ تُوْصِ وَاَظُنُّهَا لَوْ تَكَلَّمَتْ
تَصَدَّقَتْ اَفَلَهَا اَجْرٌ اِنْ تَصَدَّقْتُ عَنْهَا قَالَ نَعَمْ (رواه مسلم ،١٦٧٢(
“Dan ‘Aisyah RA, “Seorang
laki-laki bertanya kepada Nabi SAW, “Ibu saya meninggal secara mendadak dan
tidak sempat berwasiat. Saya menduga seandainya ia dapat berwasiat, tentu ia
akan bersedekah. Apakah ia akan mendapat pahala jika saya bersedekah atas
namanya?” Nabi menjawab, “Ya”.” (HR.Muslim, :1672).
Dalam kitab Nail al Authar juz IV juga disebutkan sebuah
hadits soheh yang berbunyi:
وَعَنْ
اَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ اَنَّ رَجُلًا قَالَ لِلنَّبِي صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمِ اِنَّ أَبِي مَاتَ وَلَمْ يُوْصِ أَيَنْفَعُهُ اِنْ اَتَصَدَّقُ
عَنْهُ؟ قَالَ نَعَمْ، (رواه أحمد ومسلم والنساء وابن ماجه(
“ Dari Abu Hurairah, ia meriwayatkan: Ada laki-laki datang
kepada Nabi lalu ia berkata: Ayahku telah meninggal dunia dan ia tidak
berwasiat apa-apa. Apakah saya bias memberikan manfaat kepadanya jika saya
bersedekah atas namanya? Nabi menjawab: Ya, dapat (HR. Ahmad, Muslim, Nasa’I,
dan Ibnu Majah).”
>> Dalil sedekah bisa berbentuk apa saja, bahkan
senyum saja bisa dikatakan sebagai sedekah.
عَنْ
اَبِي دَرْأَنْ نَاسًا مِنْ اَصْحَابِ النَّبِي صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالُوْا
لِلنَّبِي ص.م يَارَسُوْلَ اللهِ ذَهَبَ اَهْلِ الدُّثُوْرِ بِالْاُجُوْرِ يُصَلُّوْنَ
كَمَا تُصَلَّى وَيَصُوْمُوْنَ كَمَا تَصُوْمُ وَيَتَصَدَّقُوْنَ بِفُضُوْلِ اَمْوَالِهِمْ
قَالَ اَوَ لَيْسَ قَدْ جَعَلَ اللهُ لَكُمْ مَا تَصَدَّقُوْنَ اِنَّ بِكُلِّ تَسْبِيْحَةٍ
صَدَقَةٌ وَكُلِّ تَكْبِيْرَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلِّ تَحْمِيْدَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلِّ تَهْلِيْلَةٍ
صَدَقَةٌ (رواه مسبلم،١٦٧٤(
“Dari Abu
Dzarr RA,ada beberapa sahabat berkata kepada Nabi SAW,” Ya Rosulullah,
orang-oarng yang kaya bisa (beruntung) mendapatkan banyak pahala. (Padahal)
mereka shalat seperti kami shalat. Mereka berpuasa seperti kami berpuasa.
Mereka bersedekah dengan kelebihan harta mereka. Nabi SAW menjawab, “ Bukankah
Allah SWT telah menyediakan untukmu sesuatu yang dapat kamu sedekahkan?
Sesungguhnya setiap satu tasbih (yang kamu baca) adalah sedekah, setiap takbir
adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, dan setiap tahlil adalah
sedekah.” (HR. Muslim :1674 ). “
Jika Tasbih, Takbir dan Tahlil
saja bisa menjadi sedekah apalagi bacaan Al Qur’an yang isinya tiada lain adalah
bentuk Tasbih, Takbir dan Tahlil kepada Allah swt, dan kesemuanya tersebut jika
niat di tujukan pahalanya kepada Ahli Kubur maka secara jelas sampailah
pahalanya tersebut kepadanya.
Dan adapun Ucapan Imam Syafi’i
berkenaan dengan istimbathnya dari Firman Allah berikut ini.
وأن
ليس للإنسان إلا ما سعى
“Dan bahwasannya seorang manusia
tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya. (Qs. An-Najm: 39).”.
Maksud dari Imam Syafi’i
mengambil dalil ini adalah bahwa setiap orang memperoleh selain apa yang di
upayakan dari setiap kebaikan yang di perbuatnya dan termasuk kebaikan
seseorang adalah ketika ia mau perduli kepada sesama saudara seimannya dengan
sedekah atau semisalnya. Yaitu sedekah pahala atas apa yang di amalkannya, dan
ia mendapat pahala dari kebaikan sedekahnya tersebut.
Wallahu A’lam.... Semoga bermanfa’at.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan komentar dengan santun dan bersahaja, tidak boleh caci maki atau hujatan, gunakan argumen yang cerdas dan ilmiah