Sabtu, 10 Juni 2017

Sampainya Hadiah Pahala yang di Khususkan kepada Mayit.



*Sampainya Hadiah Pahala yang di Khususkan kepada Mayit.*

Oleh : donnieluthfiyy

Dalil Naqli yang pertama adalah hadits yang di riwayatkan oleh Imam Ahmad dalam Musnad Ahmad Juz 5 Hal. 26, 27 dan juga Oleh Imam Abu Dawud dalam Sunan Abu Dawud Juz 3 Hal. 489, dan Di Shahihkan Oleh Imam Ibnu Hibban.

عن سيدنا معقل بن يسار رضي الله عنه ان رسول الله صلى الله عليه وآله وسلم قال«يس قلب القرآن لا يقرؤها رجل يريد الله والدار الآخرة إلا غفر الله له اقرؤوها على موتاكم»
“Diriwayatkan dari dari Sayyidina Muaqil Bin Yusar ra, sesungguhnya Rasulullah saw bersabda << Surat Yasin adalah Jantungnya Al Qur’an, tidaklah seorang lelaki membacanya dengan mengharapkan Allah swt dan kampung Akhirat kecuali Allah mengampuni dosa-dosanya, maka bacakanlah Surat Yasin oleh kalian kepada Mayit-mayit diantara kalian>>”.

Maksud dari Lafadz “موتاكم “ adalah para Mayit secara Hakikinya dan bukanlah merupakan mayit yang hadir (Ada di hadapan), Imam Syaukani berkata yang di sukai oleh Imam Thabari di dalam menjelaskan Lafadz “موتاكم “ yang disebutkan dalam Hadits tersebut adalah Makna lafadz teks yang menjelaskan para Mayit, dan bukan mengambil makna mayit yang ada di hadapan, maka tidaklah terjadi hubungan makna di antara Mayit secara Hakiki dan mayit yang ada di hadapan. Dan juga telah menjadi pemahaman bagi kami bahwasannya ketika di sebutkan lafadz Mayit maka yaitu orang-orang yang meninggal yang di tempatkan di Kuburan.

Dalil Naqli yang kedua adalah hadits yang di riwayatkan Oleh Imam Thabrani dalam Kitab Al Kabir Juz 1 Hal. 70, dan juga di riwayatkan oleh Imam Baihaqi dalam Kitab Al Kubro Juz 4 Hal. 56.

عن عبدالرحمن بن العلاء بن اللجلاج عن أبيه قال لي أبي اللجلاج : (يا بني إذا أنا مت فالحد لي لحدا فإن وضعتني في لحدي فقل: بسم الله وعلى ملة رسول الله ثم سن التراب علي سنا ثم اقرأ عند رأسي بفاتحة البقرة وخاتمتها فإني سمعت رسول الله صلى الله عليه وآله وسلم يقول ذلك(

“ Diriwayatkan dari Abdurrahman Bin Ala-i Bin Al Halaj dari Ayahnya, telah berkata Al Halaj kepadaku : (Wahai anakku jika aku meninggal dunia maka makamkanlah aku dengan sungguh2,  kemudian jika engkau menaruhku di dalam Makamku maka ucapkanlah : “Bismillahi wa Alaa Millati Rasulillah” maka tuangkanlah Debu/tanah atasku dengan sungguh2, selanjutnya bacakanlah didekat kepalaku dengan pembukaan Surat Al Baqoroh dan penutup surat Al Baqoroh maka sesungguhnya aku mendengar Rasulullah saw bersabda demikian).

Sebagian ulama berkata : Sesungguhnya hadits tersebut adalah Hadits Mursal yaitu hadits yang dinilai Dhoif dari sisi Sanad karena tidak diketahuinya sosok Abdurrahman Bin Alaa-i Bin Al Halaj, dan sesungguhnya kami mengakui bahwasannya hadits tersebut adalah hadits mursal namun Jumhur Ulama Fiqih dan Ushul mengambil nash dalam mengambil kesimpulan dengan hadits mursal.

Dan Imam Ibnu Katsir berkata didalam Kitabnya Al Ba’its Al Hatsits : Ibnu Sholah berkata dan berhujjah dengan hadits Mursal, adapun Madzhab Imam Malik dan Abu Hanifah dan para sahabat2nya, dan aku berkata : maksudanya Ibnu Katsir – Dan beliau menghikayatkan dari Imam Ahmad Bin Hambal di dalam periwayatan. << Kitab Al Ba’it Al Hatsits Musthalahul Hadits Hal. 48>>.

Dan perkataan mereka berkenaan dengan kemursalam hadits tersebut : Terbantahkan, karena sesungguhnya hadits tersebut hadits Muttasil (Hadits yang sanadnya jelas), dan inilah sanadnya : Imam Thabrani berkata : Telah mengabarkan kepadaku Al Husain Bin Ishaq At Tastari dari Ali Bin Hajar dari Mubasyir Bin Ismail dari Abdurrahman Bin Alaa-i Bin Al Hallaj dari Ayahnya, telah berkata Ayahku Al Hallaj Abu Khalid (Wahai Anakku jika aku meninggal dunia.... Al Hadits), Walaupun Al Hallaj tidak di kenali oleh sebagian para Ulama bukan berarti tidak ada.

واخرج الحافظ السيوطي وأبو القاسم في قواعده (من دخل المقبرة فقرأ الفاتحة وألهاكم التكاثر وقل هو الله أحد ثم قال: إني جعلت ثواب ما قرأته من كلامك لأهل القبور من المؤمنين والمؤمنات كانوا شفعاء له يوم القيامة(.

“Hadits di riwayatkan oleh Imam Al Hafidz As Suyuthi dan Imam Abul Qosim di dalam Qoidah2nya (Siapa orangnya yang memasuki pekuburan maka bacakanlah Surat Al Fatihah dan At Takatsur dan Surat Al Ikhlas kemudian ucapkanlah : Saya jadikan pahala bacaan surat yang saya baca tersebut dari sebagian Firman-Mu (Allah swt) untuk Ahli Kubur dari kalangan orang-orang beriman dan jadikanlah bacaan2 tersebut sebagai Syafa’at baginya kelak di hari kiamat).”

وعن سيدنا ابن عمر رضي الله عنه (يستحب أن يقرأ على القبر بعد الدفن أول سورة البقرة وخاتمتها)

“ Diriwayatkan dari Sayyiduna Ibnu Umar ra (Disunahkan agar membacakan terhadap Kuburan setelah di pendam dengan Awal Surat Al Baqoroh dan Akhirnya).”

وعن سيدنا أبي الدرداء وأبي ذر رضي الله عنهما : ( ما من ميت يموت فتقرأ عنده يس إلا هون الله عليه)

“ Diriwayatkan dari Sayyiduna Abu Darda dan Abu Dzar ra : (Tiadalah dari mayit yang meninggal dunia maka engkau bacakan di sisinya Surat Yasin kecuali Allah swt meringankan siksa atasnya) ”.

Dan sampainya pahala bacaan yang di sedekahkan kepada Mayit akan semakin jelas dengan Dalil Hadits2 Shahih berikut ini.

>> Sampainya pahala sedekah untuk Mayit.

عَنْ عَائِشَةَ اَنَّ رَجُلًا اَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَا رَسُوْلَ اللهِ إِنَّ أُمِّيَ افْتُلِتَتْ نَفْسَهَا وَلَمْ تُوْصِ وَاَظُنُّهَا لَوْ تَكَلَّمَتْ تَصَدَّقَتْ اَفَلَهَا اَجْرٌ اِنْ تَصَدَّقْتُ عَنْهَا قَالَ نَعَمْ (رواه مسلم ،١٦٧٢(

“Dan ‘Aisyah RA, “Seorang laki-laki bertanya kepada Nabi SAW, “Ibu saya meninggal secara mendadak dan tidak sempat berwasiat. Saya menduga seandainya ia dapat berwasiat, tentu ia akan bersedekah. Apakah ia akan mendapat pahala jika saya bersedekah atas namanya?” Nabi menjawab, “Ya”.” (HR.Muslim, :1672).
                                                                                                                              
Dalam kitab Nail al Authar juz IV juga disebutkan sebuah hadits soheh yang berbunyi:

وَعَنْ اَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ اَنَّ رَجُلًا قَالَ لِلنَّبِي صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمِ اِنَّ أَبِي مَاتَ وَلَمْ يُوْصِ أَيَنْفَعُهُ اِنْ اَتَصَدَّقُ عَنْهُ؟ قَالَ نَعَمْ، (رواه أحمد ومسلم والنساء وابن ماجه(

“ Dari Abu Hurairah, ia meriwayatkan: Ada laki-laki datang kepada Nabi lalu ia berkata: Ayahku telah meninggal dunia dan ia tidak berwasiat apa-apa. Apakah saya bias memberikan manfaat kepadanya jika saya bersedekah atas namanya? Nabi menjawab: Ya, dapat (HR. Ahmad, Muslim, Nasa’I, dan Ibnu Majah).”

>> Dalil sedekah bisa berbentuk apa saja, bahkan senyum saja bisa dikatakan sebagai sedekah.

عَنْ اَبِي دَرْأَنْ نَاسًا مِنْ اَصْحَابِ النَّبِي صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالُوْا لِلنَّبِي ص.م يَارَسُوْلَ اللهِ ذَهَبَ اَهْلِ الدُّثُوْرِ بِالْاُجُوْرِ يُصَلُّوْنَ كَمَا تُصَلَّى وَيَصُوْمُوْنَ كَمَا تَصُوْمُ وَيَتَصَدَّقُوْنَ بِفُضُوْلِ اَمْوَالِهِمْ قَالَ اَوَ لَيْسَ قَدْ جَعَلَ اللهُ لَكُمْ مَا تَصَدَّقُوْنَ اِنَّ بِكُلِّ تَسْبِيْحَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلِّ تَكْبِيْرَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلِّ تَحْمِيْدَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلِّ تَهْلِيْلَةٍ صَدَقَةٌ (رواه مسبلم،١٦٧٤(

Dari Abu Dzarr RA,ada beberapa sahabat berkata kepada Nabi SAW,” Ya Rosulullah, orang-oarng yang kaya bisa (beruntung) mendapatkan banyak pahala. (Padahal) mereka shalat seperti kami shalat. Mereka berpuasa seperti kami berpuasa. Mereka bersedekah dengan kelebihan harta mereka. Nabi SAW menjawab, “ Bukankah Allah SWT telah menyediakan untukmu sesuatu yang dapat kamu sedekahkan? Sesungguhnya setiap satu tasbih (yang kamu baca) adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, dan setiap tahlil adalah sedekah.” (HR. Muslim :1674 ). “

Jika Tasbih, Takbir dan Tahlil saja bisa menjadi sedekah apalagi bacaan Al Qur’an yang isinya tiada lain adalah bentuk Tasbih, Takbir dan Tahlil kepada Allah swt, dan kesemuanya tersebut jika niat di tujukan pahalanya kepada Ahli Kubur maka secara jelas sampailah pahalanya tersebut kepadanya.

Dan adapun Ucapan Imam Syafi’i berkenaan dengan istimbathnya dari Firman Allah berikut ini.

وأن ليس للإنسان إلا ما سعى

“Dan bahwasannya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya. (Qs. An-Najm: 39).”.

Maksud dari Imam Syafi’i mengambil dalil ini adalah bahwa setiap orang memperoleh selain apa yang di upayakan dari setiap kebaikan yang di perbuatnya dan termasuk kebaikan seseorang adalah ketika ia mau perduli kepada sesama saudara seimannya dengan sedekah atau semisalnya. Yaitu sedekah pahala atas apa yang di amalkannya, dan ia mendapat pahala dari kebaikan sedekahnya tersebut.

Wallahu A’lam.... Semoga bermanfa’at.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan komentar dengan santun dan bersahaja, tidak boleh caci maki atau hujatan, gunakan argumen yang cerdas dan ilmiah

List Video