*Hukum, Syarat
dan Situasi Jihad.*
*_Dihimpun Oleh
: donnieluthfiyy_*
وقال الإمام ابن عطية رحمه الله في "تفسيره"
8/346:
"واستمر
الإجماع على أن الجهاد على أمة محمد فرض
كفاية، فإذا قام به من قام من المسلمين يسقط عن الباقين إلا أن ينزل العدو بساحة للإسلام،
فهو حينئذ فرض عين.
Imam Ibnu Athiyah rh berkata didalam
Masail Al Abdillah Hal. 286 :
Ijma’ Ulama telah menetapkan bahwa
sesungguhnya Jihad bagi Umat Nabi Muhammad saw hukumnya Fardlu Kifayah, Maka
jika sebagian muslim telah melaksanakannya maka gugurlah yang lainnya, kecuali
apabila musuh menyerang di medan perang kepada Islam, maka seketika (Bagi Umat yang
hadir di tempat itu) hukumnya menjadi Fardlu ‘Ain.
_(Hukum asal Jihad adalah Fardlu kifayah kecuali jika diserang, maka
hukumnya menjadi Fardlu ‘Ain, karena membela diri dari bahaya hukumnya Fardlu
‘Ain)_
وقال في المجموع شرح المهذب[ 19/ 269[:
والجهاد فرض
عين على كل مسلم إذا انتهكت حرمة المسلمين في أي بلد فيه لا إله إلا الله محمدرسول
الله، وكان على الحاكم أن يدعو للجهاد وأن يستنفر المسلمين جميعا، وكانت الطاعةله
واجبة بل فريضة كالفرائض الخمس، لقول الله تعالى (انفروا خفافا وثقالا) ولقول
معمركان مكحول يستقبل القبلة ثم
يحلف عشر
أيمان أن الغزو واجب، ثم يقول ان شئتم زدتكم اهـ.
Imam Nawawi ra telah berkata di
dalam Kitab Majmu’ Syarah Muhadzab Juz 19 Hal. 269 :
Adapun Jihad hukumnya Fardlu ‘Ain
atas setiap Muslim ketika terjadi pelanggaran kehormatan Umat Muslim
(Diperangi) di suatu Balad (Negara) yang di dirikan didalamnya Kalimat Laa
Ilaha Illallah Muhammadun Rasulullah, Dan Hendaknya terhadap Hakim (Ulama)
untuk menyerukan kepada Jihad dan agar memohon bantuan kepada seluruh Umat
Muslim, dan Taat kepada Al Hakim (Ulama) adalah kewajiban, bahkan kefardluannya
adalah seperti kefardluan Shalat 5 Waktu, berdasarkan kepada Firman Allah swt (Berangkatlah
kamu baik dalam keadaan merasa ringan ataupun merasa berat) dan Perkataan
Sahabat Ma’mar ra, Makhul pernah menghadap kiblat untuk kemudian bersumpah
sepuluh kali bahwa perang adalah wajib, kemudian berkata lagi : Jika kalian
menghendaki aku akan menambahnya untuk kalian, Selesai.
_(Asal hukum Jihad adalah Fardlu Kifayah kemudian Hukumnya berubah menjadi
Fardlu ‘Ain dalam suatu kondisi dimana terjadi penyerangan dari pihak musuh
(Kafir Harbi) kepada Daerah/ Wilayah Umat Muslim yang didalamnya didirikan Kalimat
Allah swt, maka kefardluan ‘Ain ini jatuh pada penduduk Daerah atau Wilayah
tersebut)_
وقال الإمام الخطيب الشربينيا لشافعي رحمه الله تعالى: في (الإقناع 2 /
510(
:”
الحال الثاني من حال الكفار أن يدخلوا بلدةلنا فيلزم أهلها
الدفع بالممكن منهم، ويكون الجهاد حينئذ فرض عين سواء أمكن تأهي لهم لقتال أم لم يمكن، ومن هو دون مسافة
القصر من البلدة التي دخلها الكفار حكمه كأهلها، وإن كان في أهلها كفاية؛لأنه
كالحاضر معهم فيجب على
كل من ذكر حتى على فقير وولد ومدين ورقيق بلا إذن ،، ويلزم الذين على مسافة
القصرالمضي إليهم عند الحاجة بقدر الكفاية دفعا لهم،فيصير فرض عين في حق من قرب
وفرض كفاية في حق من بعد”.
Imam Khatib Al Syarbini Al Syafi’i
rh berkata didalam Kitab Al Iqna Juz 2 hal. 510 :
Kondisi kedua dari sebagian Kondisi
orang-orang kafir (Yang menyerang) adalah ketika mereka memasuki Balad (Negara)
kita (dengan peperangan) maka wajib bagi penduduknya untuk melawan dengan
kemungkinan (Peperangan) dari mereka, dan jadilah jihad seketika itu menjadi
Fardlu ‘Ain, sama saja apakah memungkinkan siap berperang ataupun tidak, dan
orang-orang yang tidak berjarak dekat (Jaraknya jauh) dari Balad yang dimasuki
orang-orang kafir (yang menyerang tersebut) hukumnya adalah sama seperti
penduduk ahlu balad tersebut, namun bagi penduduk tersebut hukumnya adalah
Fardlu Kifayah; karena sesungguhnya mereka seperti orang yang hadir bersama
mereka, maka wajib (Kifayah) atas setiap laki-laki hingga atas orang faqir,
anak-anak, para Budak tanpa harus izin majikannya,, Dan wajib bagi orang-orang
yang jaraknya dekat merapat kepada mereka ketika dibutuhkan dengan sekiranya
menggugurkan Fardlu Kifayah membela mereka, maka jadilah hukumnya Fardlu ‘Ain
bagi orang-orang yang dekat dan Fardlu Kifayah bagi orang-orang yang jauh.
_(Hukum Jihad menjadi Fardlu ‘Ain kepada penduduk suatu balad ketika
terjadi penyerangan dari musuh, dan Hukum jihad menjadi Fardlu Kifayah bagi
umat muslim yang berada diluar Balad tersebut)_
وقال الإمام ابن قدامة رحمه الله :
"
إذا جاء العدو صار الجهادعليهم فرض عين فوجب على الجميع فلم
يجز التخلف عنه " )10/390(.
Imam Ibnu Qudamah rh berkata :
Ketika musuh datang, maka jadilah
Jihad atas mereka Fardlu ‘Ain, dan wajib atas seluruhnya maka tidak diperbolehkan meninggalkannya. (Al
Mughni : Juz 10 Hal. 390)
قال أيضاً رحمه الله في المغني (9/163(:
"
ويتعين الجهاد في ثلاثة مواضع أحدها إذاالتقى الزحفان
وتقابل الصفان حرم على من حضر الانصراف وتعين عليه المقام ... ثم قال
... الثاني إذا نزل الكفار ببلد تعين على أهله قتالهم ودفعهم ، الثالث إذااستنفر
الإمام قوما لزمهم النفير معه".
Imam Ibnu Qudamah rh berkata lagi
didalam Kitab Al Mughni Juz 9 Hal. 163 :
Dan Adanya Jihad didalam tiga
keadaan : 1. Ketika menemukan dua pasukan besar berbaris saling berhadapan maka
haram atas seseorang yang hadir untuk meninggalkannya pergi, dan wajib atasnya
menentukan posisinya. 2. Ketika muncul orang-orang kafir (yang menyerang)
kepada Baladnya (Negaranya), maka menjadi kepastian terhadap penduduknya untuk
(melawan) memerangi mereka, 3. Ketika Imam meminta bantuan kepada suatu Kaum,
maka wajib bagi kaum itu untuk membantu bersamanya.
_(Hukum jihad
menjadi Fardlu ‘Ain jika menemui tiga keadaan. 1. Menemukan Pasukan muslim yang
sedang berhadapan dengan musuh dan ia berada ditempat tersebut. 2. Ketika
terjadi penyerangan kepada umat muslim, maka Wajib ‘Ain bagi penduduk muslim di
tempat tersebut untuk berjihad. 3. Ketika ada perintah Jihad dari Imam (Imam
Syafi’i menisbatkan bahwa Imam yang dimaksud adalah Orang yang ditunjuk secara
resmi oleh suatu Negeri yang berdaulat di masing-masing Balad/Daerah/Wilayah)._
وقال الإمام القرافي رحمه الله (في الذخيرة : (
"شروط الجهاد : هي ستة : الإسلام
والبلوغ والعقل والحرية والذكورة والإستطاعة " ، ثم قال : " فإن صدم العدوالإسلام
وجب على العبد والمرأة لتعين المدافعة عن النفس والبضع".
Al Firaqi ra telah berkata didalam
kitab Al Dzakhirah :
Syarat-syarat Jihad ada 6 : 1. Islam. 2.
Baligh. 3. Berakal. 4. Merdeka. 5. Laki-laki. 6. Mampu (Punya keahlian dan
kekuatan yang cukud untuk ikut berjihad), Kemudian beliau menuturkan : Maka
apabila diserang oleh musuh menjadi Wajib atas Budak, wanita untuk membantu
melawan bagi dirinya atau beberapa orang.
Wallahu A’lam...
Semoga bermanfa’at.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan komentar dengan santun dan bersahaja, tidak boleh caci maki atau hujatan, gunakan argumen yang cerdas dan ilmiah